Australia Setengah Hati Dukung AS Gempur Houthi Yaman yang Bela Palestina, Kirim Personel tapi...
INDOZONE.ID - Amerika Serikat telah mengeluarkan permintaan kepada 39 negara yang tergabung dalam Pasukan Maritim Gabungan (CMF), termasuk Australia untuk meningkatkan upaya penjagaan Laut Merah dan Terusan Suez dari serangan kelompok militan Houthi.
Dalam surat kabar The Global Times, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengungkapkan, bahwa pihaknya akan mengirim personel untuk mendukung kekuatan maritim gabungan.
Selain itu, rakyat dan pemerintah Australia pun memberikan dukungan kepada Gugus Tugas Operasi Penjaga Kemakmuran. Namun, negara kanguru ini tidak akan mengirim kapal atau pesawat tempur untuk menyerang militan asal Yaman yang didukung Iran itu.
Baca Juga: 2 WNA Timor Leste Diserang dengan 6 Orang Bersajam di Kos Elit Denpasar Bali
“Kami tahu bahwa AS memahami cara terbaik bagi kami untuk mendukung hal ini adalah melalui dukungan diplomatik,” kata Albanese, dikutip News.com.au, Kamis (21/12).
Australia beralasan, serangan terhadap Houthi yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS), sangat bertentangan dengan tujuan banyak negara, termasuk Ausrtalia untuk mencegah eskalasi antara Israel dan Palestina bertambah parah.
Apalagi, Australia bersama Kanada dan Selandia Baru pada awal minggu ini telah dengan tegas memperjelas posisinya mengenai perlunya gencatan senjata di Gaza.
Baca Juga: Polisi Cek Restoran Jaksel Lokasi Viral Aksi Tak Senonoh, Ini Hasilnya
Perlu diketahui, serangan yang dilancarkan Houthi di kawasan Laut Merah bertujuan untuk menunjukkan dukungannya kepada Gaza. Karena aksi genosida yang dilakukan Israel, kelompok militan yang mendominasi Yaman ini berkomitmen untuk menyerang kapal-kapal yang terindikasi memiliki hubungan dengan Tel Aviv yang lewat maupun transit di perairan itu.
“Tindakan ini membuktikan Australia telah menjauh dari AS,” tulis jurnalis The Global Times Jerry Gray, dalam laporannya itu.
Bagaimana tidak, sejak perang Boer pada tahun 1899, Australia dengan setia bergabung dengan AS dan/atau Inggris dalam setiap konflik. Karena itu, keputusan untuk mendukung gencatan senjata di Gaza ini lantas mendapatkan sambutan baik dari rakyatnya.
Baca Juga: Viral! TNI Ajudan Bupati Kutai Barat Tendang Sopir Truk sampai Terkapar
Melansir ABC News, Australia bakal mengirim personel tersebut untuk mendukung kekuatan maritim gabungan pada awal tahun 2024 nanti. Dengan personel yang dikirim ke markas besar CMF di Bahrain itu merupakan enam anggota Angkatan Pertahanan Australia (ADF).
Sementara itu, pakar hukum internasional di Australian National University Profesor Don Rothwell mengatakan, ada sejumlah pertimbangan bagi pemerintah Australia dalam mengambil keputusan tersebut. Seiring dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengirim kapal perang Australia ke wilayah tersebut, ketegangan yang lebih luas di Timur Tengah juga turut berperan.
“Akan ada kekhawatiran nyata bagi Australia mengenai aturan keterlibatan yang berlaku bagi kapal Angkatan Laut Australia yang menghadapi kemungkinan serangan teroris di Laut Merah. Pengerahan kapal Angkatan Laut Australia bisa dilihat sebagai kemungkinan peningkatan krisis Israel-Gaza, ketika Australia – yang mendukung gencatan senjata – ingin meredakan krisis tersebut,” katanya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: News.com.au