INDOZONE.ID - Para aktivis dan organisasi akar rumput Palestina menyerukan aksi mogok kerja secara global untuk menuntut gencatan senjata di Gaza.
Melansir Al Jazeera, seruan mogok kerja ini disampaikan oleh koalisi faksi-faksi utama Palestina, Pasukan Nasional dan Islam, kepada seluruh warga Palestina di seluruh Tepi Barat dan para pendukung Palestina yang ada di seluruh dunia.
Dengan aksi mogok ini diharapkan bisa menujukkan suara masyarakat dunia yang menantang tindakan genosida, pemusnahan etnis dan pemukiman warga di Gaza.
Baca Juga: Cak Imin: Pertanian Pilihan Utama Bagi Pembangunan Nasional dalam Rangka Kemandirian Pangan
“Serangan ini juga menentang upaya untuk melemahkan perjuangan nasional rakyat Palestina,” kata keterangan Koalisi Pasukan Nasional dan Islam, dikutip Selasa (12/12).
Selain ajakan mogok kerja global, Pasukan Nasional dan Islam juga menyerukan kepada masyarakat dunia untuk terus mengirim pesan solidaritas terhadap perempuan, anak-anak, dan orang tua yang menjadi korban pemboman brutal Israel di Gaza.
Perlu diketahui, sampai saat ini serangan tentara Israel telah menewaskan hampir 18.000 orang dan melukai lebih dari 49.500 orang.
Baca Juga: Jasad Pria Ditemukan di Pantai 88 Banten: Ada Luka di Leher
Menanggapi seruan ini, pemerintah Lebanon, seperti yang dilaporkan portal berita LBCI, mengumumkan pada Minggu (10/12) kemarin, akan menutup sementara semua kantor pemerintah, sekolah dasar dan menengah, serta lembaga pendidikan tinggi resmi dan swasta.
Sekretaris partai politik Fatah di Ramallah dan el-Bireh, Muwafaq Sahwil mengungkapkan, pemogokan yang diserukan oleh warga Palestina, aktivis serikat buruh dan influencer internasional ini merupakan upaya penolakan terhadap veto Amerika Serikat pada Jumat (8/12) terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan aksi perang di Gaza.
“Ini adalah pesan kepada pemerintah AS yang bertentangan dengan aspirasi rakyat kami. Ini juga merupakan pesan dari masyarakat di seluruh dunia kepada para politisi dan komunitas internasional untuk membela rakyat Palestina yang telah menderita akibat pendudukan selama 75 tahun,” jelasnya.
Baca Juga: Ribuan Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Debat Capres Malam Nanti
“Kami berharap serangan ini akan mendorong komunitas internasional untuk membantu menghentikan perang dan menanggapi aspirasi rakyat Palestina untuk mencapai penentuan nasib sendiri,” imbuh dia.
Sementara itu, Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang kemungkinan akan melakukan pemungutan suara pada Selasa (12/12) mengenai rancangan resolusi yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.
Sebelumnya, Majelis Umum pada Oktober telah menyerukan Gencatan senjata dalam jangka panjang, dengan 121 suara mendukung, 14 menolak dan 44 abstain.
Baca Juga: Sadis! Balita di Kramat Jati Dianiaya Pacar Tantenya hingga Koma, Dibanting sampai Disundut Rokok
Selain sebagai penolakan veto AS, seruan datang ketika Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Minggu (10/12) mengatakan bahwa mustahil untuk memperbaiki situasi kesehatan yang sudah menyerupai bencana di Gaza.
Bahkan ketika dewan tersebut mengeluarkan mosi darurat WHO untuk mengamankan lebih banyak akses medis.
Writer: Ananda Fachreza Lubis
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Al Jazeera