Miris! Para Orang Tua Tulis Nama pada Bagian Tubuh Anak-anak di Gaza Agar Mudah Diidentifikasi
INDOZONE.ID - Israel mendeklarasikan blokade total Gaza dua pekan lalu sebagai respon atas serangan Hamas. Memutus akses seluruh penduduk di sana terhadap makanan, air, dan listrik.
Setidaknya 1400 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam serangan Hamas yang tercatat sebagai pembantaian terburuk terhadap orang Yahudi sejak Holocaust. Lebih dari 200 orang disandera dalam serangan tersebut.
Sementara blokade total Gaza oleh Israel terus berlanjut, persediaan penting semakin menipis. Doctors Without Borders mengungkapkan bahwa para dokter di rumah sakit Gaza terpaksa mengoperasi tanpa obat penghilang rasa sakit.
Leo Cans, Kepala misi Doctors Without Borders di Yerusalem menuturkan kepada CNN pada Senin bahwa berkurangnya pasokan berarti operasi bedah dilanjutkan tanpa dosis narkotika yang tepat, tanpa dosis morfin yang tetap.
Baca Juga: Fakta dan Kronologi Bos Salon Kecantikan di Hotel Bondowoso, Kejanggalan hingga Pembongkaran Makam
“Tidak ada pembenaran sama sekali untuk memblokir obat-obatan penting ini. Untuk menjangkau masyarakat,” tegas Cans.
Dia juga mengonfirmasi laporan “mengerikan” bahwa orang tua di Gaza terpaksa menuliskan nama anak mereka di anggota badan mereka, untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu mereka atau anak-anak mereka terluka atau terbunuh.
Dia menambahkan rekan-rekannya mengatakan kepadanya bahwa keluarga-keluarga dijajah memiliki Dur di kamar yang sama karena mereka ingin hidup bersama atau mati bersama.
“Lebih dari 300 orang mencari bantuan di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir el-Balah setelah Israel menjatuhkan bom di dekatnya pada Sabtu malam hingga Minggu.” Kata Direktur Jenderal Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, Iyad Issa Abu Zaher.
Baca Juga: Jalani Tes Kesehatan, Prabowo-Gibran Disebut Dalam Keadaan Fit
“Situasinya telah menjadi bencana besar. Mustahil bagi rumah sakit manapun di dunia untuk menerima jumlah korban luka sebanyak ini. Tidak ada ruangan atau tempat tidur rumah sakit untuk mereka yang cedera. Korban terluka berada di depan pintu ruang operasi dan saling bertumpukan, masing-masing menunggu giliran untuk turut dioperasi.”
Saat ini sudah menjadi hal yang lumrah bahwa ketika jenazah warga sipil Palestina yang tewas dan terluka tiba di rumah sakit di manapun di Gaza komana mengkorban akan tertulis di pergelangan tangan mereka adalah kelompok yang paling menderita akibat serangan Israel terjadi disebut.
Dikutip dari unggahan viral akun Instagram @statusfakta dan @videokemanusiaan, dijelaskan bahwa tujuan anak-anak di jalur Gaza, Palestina, menuliskan namanya masing-masing di lengan tangan supaya mudah dikenali jika mati syahid akibat serangan brutal Zionis Israel.
Anak-anak Gaza menuliskan namanya di tangan mereka agar bila wafat mereka diketahui identitasnya oleh para medis yang menemukan.
Diketahui bahwa aksi teror yang dilakukan Zionis Israel terhadap Jalur Gaza Palestina selama dua pekan terakhir membuat sedikitnya 1500 anak menjadi korban. Catatan lain mengungkapkan lebih dari 50% korban syahid merupakan wanita dan anak-anak.
Fenomena ini dimulai sejak perang itu sendiri, namun berkembang pesat ketika ratusan jenazah tidak dapat diidentifikasi karena kondisinya yang mengerikan. Ratusan jenazah termutilasi atau terpenggal, termasuk hampir 500 warga Palestina yang tewas di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli pada, Selasa (17/10/2023).
Kekejaman Zionis Israel sangat di luar akal sehat. Tidak hanya menargetkan wanita dan anak-anak, mereka juga menyerang secara random semua bangunan tinggi di Jalur Gaza hingga rata dengan tanah. Video dan foto-foto anak-anak yang terluka dalam serangan Israel telah mematahkan hati umat Islam.
Baca Juga: Dampak Besar dari Kebakaran TPU Rawa Kucing yang Hampir Seminggu Masih Belum Padam Juga
Salah satunya sebuah foto seorang anak kecil Gaza yang menuliskan nama di tangannya mengundang lebih banyak simpati lantaran tujuan tulisan itu adalah agar keluarga dapat mengenali jasadnya jika ia syahid.
Video viral ini pun menjadi pusat perhatian warganet. Banyak diantara mereka yang memberikan doa setelah menyaksikannya.
“Allahu akbar, ahli-ahli syurga firdaus tanpa hisab.” Tulis salah satu netizen di kolom komentar.
“Allahu akbar, ya Allah, ya Robb, lindungi mereka,” ungkap warganet lainnya.
Di dalam Rumah Sakit Syifa, sekelompok anak-anak keluarga Abu Sab’h sibuk menuliskan nama mereka di berbagai bagian tubuh, agar bisa mendapatkan pemakaman yang layak. Sejauh ini, ratusan korban warga Palestina telah dikuburkan di kuburan massal dan identitas mereka hanya dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin.
Ahmad Abu Sab’h adalah Ayah dari anak-anak di Shifa. Dia mengatakan kepada Al jaziranet bahwa para orang tua sengaja menuliskan nama dan nama anak-anak untuk mudah diidentifikasi.
“Kami menuliskan nama dan nama anak-anak yang pergelangan tangan kami masing-masing sehingga membuat kami dapat diidentifikasi jika kami terkena serangan pesawat tempur Israel.”
Israel juga mengancam akan mengebom Al-Shifa dan banyak pusat kesehatan lainnya di Gaza jika pihak administrasi rumah sakit tidak mengevakuasi yang berada di dalamnya.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators