Selasa, 24 JUNI 2025 • 10:20 WIB

China Respons Rencana Iran Tutup Selat Hormuz, Dunia Khawatir Guncang Pasokan Energi Global

Author

Ilustrasi Selat Hormuz yang terancam ditutup Iran. (REUTERS/Dado Ruvic)

INDOZONE.ID - Ketegangan geopolitik di Timur Tengah terus meningkat seiring rencana Iran menutup Selat Hormuz, jalur strategis utama bagi distribusi minyak dan gas dunia.

Rencana ini memicu reaksi keras dari sejumlah negara besar, termasuk China dan Jerman, yang mendesak Iran agar menahan diri dan mencegah krisis global lebih lanjut.

Langkah Iran ini disebut sebagai respons terhadap serangan udara Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir di Iran, menyusul eskalasi konflik yang dipicu oleh serangan Israel sejak 13 Juni 2025.

China Ingatkan Dampak Global, Evakuasi Ribu Warga dari Iran

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyampaikan bahwa Selat Hormuz adalah jalur penting perdagangan global, dan menyebut rencana penutupannya sebagai ancaman terhadap kestabilan ekonomi internasional.

"Teluk Persia dan perairan sekitarnya merupakan rute penting untuk perdagangan barang dan energi internasional. Menjaga keamanannya adalah kepentingan bersama masyarakat dunia,” ujar Guo dalam konferensi pers di Beijing, Senin (24/6/2025).

Baca juga:  Trump Umumkan Serangan Udara AS Hancurkan Situs Nuklir Utama Iran

China juga mengonfirmasi bahwa komunikasi dengan Iran masih berlangsung aktif, termasuk melalui Menteri Luar Negeri Wang Yi yang telah berdiskusi langsung dengan Menlu Iran Seyed Abbas Araghchi.

China menekankan bahwa serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran telah melanggar hukum internasional dan memperparah ketegangan.

Bersama Rusia dan Pakistan, China mengusulkan resolusi gencatan senjata ke Dewan Keamanan PBB, yang menekankan perlindungan warga sipil dan penyelesaian konflik secara damai.

Sebagai bentuk respons terhadap eskalasi, China berhasil mengevakuasi 3.125 warganya dari Iran, termasuk bayi dan warga lansia.

Lebih dari 500 warga China juga telah dievakuasi dari Israel. China menyampaikan terima kasih kepada negara-negara seperti Iran, Irak, Oman, UEA, Mesir, dan Yordania atas dukungan dalam proses evakuasi.

Jerman Nyatakan Keprihatinan Serius, Pantau Ketat Selat Hormuz

Senada, pemerintah Jerman menyampaikan keprihatinan besar atas ancaman Iran menutup Selat Hormuz.

Dalam pernyataan resmi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Christian Wagner, menyerukan kepada semua pihak agar menahan diri dan tidak memperburuk situasi.

"Ancaman yang disampaikan Iran kami pandang dengan keprihatinan besar. Semua pihak harus menahan diri dari tindakan yang memperkeruh situasi,” kata Wagner dalam jumpa pers di Berlin.

Sementara itu, juru bicara pemerintah Jerman, Stefan Kornelius, memastikan bahwa Berlin kini memantau situasi Selat Hormuz dengan sangat cermat.

Penutupan Selat Hormuz Bisa Guncang Ekonomi Dunia

Selat Hormuz adalah jalur vital yang dilalui oleh sekitar 20 juta barel minyak per hari, atau sekitar 20% dari total konsumsi minyak global, menurut data Badan Informasi Energi (EIA).

Jalur ini menghubungkan negara-negara penghasil energi utama seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, UEA, dan Qatar ke pasar global.

Baca juga: Trump Ingatkan Iran untuk Segera Berdamai atau AS Serang Target Lain yang Tersisa

Langkah penutupan selat ini—jika benar-benar diambil Iran—akan menjadi yang pertama kali dilakukan sejak konflik Iran-Israel pecah tahun 1979, dan diprediksi dapat memicu lonjakan harga minyak dunia.

Hingga Minggu malam (23/6/2025), harga minyak Brent crude melonjak 2,45% menjadi USD 77,33 per barel, menandai lonjakan tertinggi dalam beberapa bulan terakhir akibat kekhawatiran atas konflik regional.

Dewan Keamanan Nasional Iran Akan Ambil Keputusan Final

Mayor Jenderal Esmaeil Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, mengonfirmasi bahwa parlemen telah menyetujui rencana penutupan Selat Hormuz. Meski demikian, keputusan final soal itu berada dalam kewenangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

"Parlemen telah sampai pada kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup," ujar Kowsari seperti dikutip oleh Press TV.

Sebelumnya, Iran telah memperingatkan bahwa negara mana pun yang mengizinkan wilayahnya digunakan untuk melancarkan serangan terhadap Iran akan dianggap target sah serangan balasan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Sputnik, Press Tv, ANTARA

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir
FOLLOW OUR SOCIAL MEDIA