"Pertukaran pandangan akan mencakup berbagai diskusi regional dan topik seperti Palestina, Lebanon, serta masalah nuklir," kata Baghaei dalam pernyataannya.
Pada 2018, pemerintahan Donald Trump saat itu menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015 yang melibatkan enam kekuatan besar dunia. Keputusan ini disertai dengan penerapan kembali sanksi berat terhadap Iran.
Sebagai tanggapan, Iran melanggar batas-batas yang ditetapkan dalam kesepakatan tersebut, termasuk memperkaya uranium dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi dan memasang sentrifugal canggih untuk mempercepat produksi.
Upaya negosiasi tidak langsung antara pemerintahan Joe Biden dan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut belum membuahkan hasil.
Namun, selama kampanye pemilihannya pada September, Donald Trump mengatakan, “Kita harus mencapai kesepakatan, karena konsekuensinya tidak dapat diterima. Kita harus membuat kesepakatan.”
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com