Rusia Izinkan Penggunaan Hijab dalam Foto Paspor bagi Alasan Keagamaan Warganya
INDOZONE.ID - Pemerintah Rusia mengumumkan perubahan signifikan terkait aturan pembuatan paspor, khususnya terkait penggunaan atau hijab dalam foto paspor.
Perubahan tersebut, yang mulai berlaku pada 5 Mei 2024, memungkinkan individu untuk menggunakan penutup kepala atau hijab dalam foto paspor mereka, asalkan tidak menyembunyikan bentuk oval wajah.
Menurut pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri Rusia, dilansir dari Russia Today, aturan baru ini diatur dalam undang-undang yang baru dan akan diterapkan sepuluh hari setelah penerbitannya.
Aturan tersebut memungkinkan penggunaan hijab dalam foto paspor, namun dengan syarat bahwa penutup kepala tidak sepenuhnya menutupi wajah pemohon.
Dokumen tersebut menyatakan bahwa dalam kasus di mana keyakinan agama pemohon tidak mengizinkan mereka untuk tampil di depan orang asing tanpa penutup kepala, foto harus disediakan dengan hijab yang tidak menyembunyikan bentuk oval wajah.
Baca Juga: Imigrasi Batam Gagalkan WNA Singapura Buat Paspor, Alasannya Mau Lebih Lama di Indonesia
Namun, penggunaan kain atau syal yang menutupi sebagian atau seluruh dagu tidak akan diterima.
Larangan terhadap penggunaan hijab dalam foto paspor di Rusia memiliki sejarah panjang. Selama era Soviet, larangan ini diterapkan secara ketat.
Namun, setelah pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991, ada sedikit relaksasi dalam aturan tersebut.
Baru pada tahun 1997, praktik penggunaan hijab atau penutup kepala dalam foto paspor dilarang.
Pada tahun 2003, Mahkamah Agung Rusia menyatakan larangan tersebut melanggar hukum.
Amendemen terhadap undang-undang pada tahun 2021 juga mengizinkan individu yang keyakinannya tidak mengizinkan mereka untuk melepas penutup kepala karena alasan agama.
Langkah ini mencerminkan komitmen Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memperkuat status Rusia sebagai negara multinasional dan multireligi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Russia Today