Kategori Berita
Media Network
Selasa, 27 FEBRUARI 2024 • 11:30 WIB

Ketar-ketir, Perusahaan Dunia Tuding Indonesia Bakal Hancurkan Pasar Nikel Global

Produk nikel asal perusahaan Australia.
INDOZONE.ID - Nikel murah Indonesia dinilai akan menghancurkan pesaing dalam beberapa tahun mendatang, memperkuat posisinya sebagai produsen logam dominan di dunia yang sangat penting untuk baterai mobil listrik. Hal ini diungkap kepala perusahaan tambang Prancis, Eramet.

Kepada Financial Review, Kepala Eramet Christel Bories mengungkapkan, Indonesia bisa jadi memegang kendali atas lebih dari tiga perempat dari total pasokan nikel murni di dunia dalam lima tahun ke depan.

“Ini benar-benar membuat sebagian besar pemain tradisional lama secara struktural tidak kompetitif untuk masa depan. Bagian industri ini akan menghilang atau disubsidi oleh pemerintah,” katanya, dikutip Selasa (27/2).

“Tambang-tambang yang tidak kompetitif di tempat lain akan ditutup. Saya tidak yakin akan banyak pemerintah yang memutuskan untuk mensubsidi produksi besar dengan banyak uang hanya untuk bersaing dengan produksi Indonesia,” tambah Bories.

Perubahan besar dalam pasar dan penurunan harga nikel telah memengaruhi perusahaan pertambangan seperti BHP, IGO, dan First Quantum, yang telah memangkas produksi dan menutup tambang di Australia Barat.

Eramet berada di kedua sisi pagar, dengan operasi di Weda Bay Indonesia, tambang nikel terbesar di dunia, serta di Selandia Baru melalui anak perusahaannya, Société Le Nickel.

Baca Juga: Harga Nikel Anjlok Tak Hentikan Optimisme Bos IBC: Permintaan Tetap Meningkat!

Komentar Bories datang saat Eramet bergulat dengan pemerintah Prancis, yang memegang 27% saham dalam menemukan solusi bagi fasilitas nikel milik SLN yang merugi.

Dia mengatakan perusahaan tersebut hampir menemukan cara untuk menyusun ulang pinjaman yang ditawarkan kepada SLN oleh Paris sehingga mereka tidak akan lagi memengaruhi rasio utang Eramet, baik melalui metode konsolidasi yang berbeda atau pinjaman quasi-ekuitas.

Sementara itu, krisis nikel telah menjadi begitu parah sehingga Glencore telah mengumumkan rencana untuk menjual sahamnya dalam operasi Koniambo di Selandia Baru, setelah mengalami kerugian atas aset tersebut selama lebih dari satu dekade.

Perdagangan komoditas Trafigura juga sedang dalam negosiasi dengan pemerintah Prancis atas Prony Resources, produsen nikel terbesar ketiga di wilayah tersebut.

Bories mengatakan Eramet akan terus mengoperasikan tambangnya untuk saat ini, namun tidak akan pernah mempertimbangkan investasi nikel lainnya di Selandia Baru, termasuk menyelamatkan Koniambo.

Harga nikel telah turun lebih dari 30% menjadi US$17.462 per ton dalam setahun terakhir, setelah dua tahun harga tinggi. Sedikit yang bertaruh melawan hilangnya kelebihan pasokan dalam waktu dekat karena perusahaan-perusahaan China terus mengalirkan investasi ke sumber daya Indonesia.

Baca Juga: Jadi Sorotan Adu Argumen di Debat Cawapres, Berikut Fakta Greenfield Nikel di Indonesia

“Ada tantangan struktural serius sebagai akibat dari nikel Indonesia,” kata Duncan Wanblad, chief executive officer Anglo American, yang memiliki tambang nikel di Brasil.

"Itu pasti memberikan tekanan biaya bagi sebagian besar bisnis feronikel lainnya yang ada di dunia saat ini."

Pekan ini Eramet melaporkan penurunan laba bersih sebesar 85 persen untuk tahun 2023 menjadi €109 juta, termasuk penyusutan sebesar €218 juta pada SLN.

Di Selandia Baru, pemerintahan Emmanuel Macron memiliki alasan untuk mencoba menyelamatkan industri tersebut. Prancis berupaya mengurangi ketergantungan industri mobilnya pada Indonesia dan China untuk material strategis, serta untuk menghindari kerusuhan di wilayah yang telah meminta kemerdekaan.

Namun pemerintah juga mendapat tekanan untuk menemukan potongan pengeluaran dan telah menolak memompa uang sendirian jika perusahaan itu sendiri tidak berpartisipasi.

Bories menganjurkan agar Selandia Baru mulai mempersiapkan diri untuk industri nikel yang semakin mengecil dengan mengembangkan lapangan pekerjaan di bidang pariwisata dan pertanian.

“Mereka telah terlalu mengandalkan nikel di masa lalu karena itu cara mudah untuk mendapatkan uang,” ujarnya, menambahkan bahwa wilayah tersebut bisa menjadi wilayah murni pertambangan, menutup peleburan yang mengalirkan uang namun tetap menjaga tambang yang menguntungkan terbuka.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Financial Review

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Ketar-ketir, Perusahaan Dunia Tuding Indonesia Bakal Hancurkan Pasar Nikel Global

Link berhasil disalin!