INDOZONE.ID - Pada Senin (4/12), saham perusahaan kopi raksasa, Starbucks (SBUX), mencatatkan rekor kerugian dengan kapitalisasi pasarnya merosot hampir US$12 miliar atau setara Rp186,50 triliun (kurs Rp15.542).
Penurunan sebesar 1,6% dalam satu hari membuat saham Starbucks mengalami penurunan selama 11 sesi berturut-turut, menjadi penurunan terparah dan terpanjang sejak debut publik di Bursa AS pada tahun 1992.
Merosotnya saham Starbucks ini secara keseluruhan menghapus 9,4% dari nilai pasar perusahaan, mencapai hampir US$12 miliar.
Penyebab utama dari penurunan ini adalah aksi boikot terhadap merek-merek yang dianggap Pro-Israel.
Selain itu, kekhawatiran terkait tren penjualan yang menurun selama beberapa tahun terakhir juga ikut berkontribusi pada situasi ini.
Dengan kondisi pasar yang tidak menguntungkan dan tekanan dari aksi boikot, Starbucks berada di tengah-tengah tantangan besar untuk memulihkan kepercayaan pelanggan dan mengatasi penurunan nilai pasar yang signifikan.
Writer: Ananda Fachreza Lubis
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wall Street Journal