Minggu, 01 JUNI 2025 • 13:20 WIB

Wawali Wawan Harmawan Ungkap Alasan Angka Stunting di Kota Yogya Terendah se-DIY

Author

Pemeriksaan stunting di Kota Yogyakarta

INDOZONE.ID - Angka penurunan prevalensi stunting di Kota Yogya terus mengalami penurunan. Pada tahun 2024, angkanya berada di kisaran 14,8%, turun 2% jika dibanding tahun 2023 sebesar 16,8%. 

Penurunan ini menjadikan angka stunting di Kota Yogyakarta menjadi yang terendah se DIY.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan saat memaparkan berbagai upaya penurunan stunting di Kota Yogyakarta.

"Seluruh perangkat daerah di lingkup Pemkot Yogyakarta pun telah berkomitmen dalam upaya ini," ujarnya, Sabtu (31/5/2025).

Seperti yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dengan berbagai programnya yakni skrining anemia pada remaja putri kelas 7 dan 10, skrining kesehatan remaja di sekolah, dan pemeriksaan kesehatan pranikah bagi calon pengantin.

"Ada pula konseling gizi untuk calon pengantin, konseling persiapan pernikahan oleh psikolog bagi calon pengantin, serta pemberian sumplemen tablet tambah darah bagi calon pengantin," ujarnya.

Baca Juga: Refleksi Pj Wali Kota Hanan: Stunting, Mal Pelayanan Publik Hingga Berbagai Penghargaan untuk Lhokseumawe!

Dukungan penurunan stunting ini juga dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) melalui perbaikan pola asuh anak yang didampingi oleh PKK, serta pendampingan calon pengantin usia dini oleh Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertran) juga turun berperan dengan memberikan fasilitas bantuan sosial kesejahteraan keluarga.

Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Diskominfosan) dengan kampanye pencegahan stunting di berbagai media.

"Selain itu Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) yang fokus pada peningkatan kapasitas pendidik melalui Bimtek PAUD. Dinas Pertanian Pangan (DPP) fokus pada ketercukupan pangan dan gemar makan ikan dalam hal kecukupan protein," ujarnya.

Dia menambahkan, upaya percepatan penurunan stunting di Kota Yogyakarta juga mendapat dukungan dari lintas sektor.

Salah satu contohnya adalah program Segoro Bening yang menggandeng berbagai korporasi melalui program tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan (TSLP), dengan pemberian makanan bergizi tambahan bagi warga Kemantren Wirobrajan.

"Inovasi ini berhasil menurunkan stunting di Kemantren Wirobrajan terhitung dari Oktober 2023 hingga Oktober 2024, dari 10,32 persen menjadi 7,45 persen. Bahkan Program Segoro Bening ini sudah direplikasi oleh daerah lain seperti di Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, Kota Semarang, dan Kabupaten Paser," bebernya.

Pemkot Yogyakarta juga menggandeng berbagai kampus melalui KKN tematik, serta Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang terkait dengan isu stunting.

"Serta ada pula pelaksanaan rembuk stunting dengan melibatkan komunitas, serta pelaksanaan pendampingan bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)," ujarnya.

Baca Juga: Salah Satu Cara Pemkab Gunungkidul Dukung Penurunan Stunting 

Berbagai upaya dalam percepatan penurunan stunting ini mendapat apresiasi dari tim juri dan panelis.

Ketua tim panelis yang juga sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, mengucapkan selamat kepada Kota Yogya karena angka pravelensi stuntingnya terendah se DIY.

Meski begitu, Ni Made berharap Pemkot Yogyakarta terus berupaya menurunkan angka stunting dengan berbagai aksi dan inovasinya.

"Penurunan angka pravelensi stunting 2 persen ini sungguh sangat signifikan. Selamat untuk Kota Yogyakarta semoga kedepan angka pravelensi stunting bisa terus menurun," ujarnya.

Terkait penilaian tersebut, Ni Made menjelaskan tujuannya adalah untuk mengukur tingkat kinerja pemerintah kabupaten dan kota dalam pelaksanaan aksi konvergensi penurunan stunting.

"Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi kabupaten kota untuk meningkatkan kinerja di tahun berikutnya," ujarnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Keterangan Pers