Rabu, 05 FEBRUARI 2025 • 18:15 WIB

Danau Tunjung Berpotensi Picu Bencana Banjir, Pemprov Jatim Bergerak Cepat!

Author

Rapat Koordinasi Upaya Mitigasi Bencana Danau Tunjung Jember.

INDOZONE.ID – Retakan tanah sepanjang 200-300 meter dengan lebar 20-30 cm dan kedalaman hingga 60 cm ditemukan di sekitar Danau Tunjung, Desa Suci, Kecamatan Panti, Jember.

Temuan ini memicu kekhawatiran akan potensi bencana, mengingat posisi danau itu berada di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut.

Kondisi ini mengingatkan pada bencana banjir bandang 2006 yang menewaskan sekitar 80 orang dan memaksa lebih dari 7.600 warga mengungsi.

Tak ingin tragedi serupa terulang, Pemprov Jawa Timur langsung mengambil langkah mitigasi.

Baca Juga: Danau Tunjung Terancam Jebol, 90 Miliar Liter Air Bisa Picu Banjir Bandang

Mitigasi Jadi Prioritas

Bakorwil V Pemprov Jatim menggelar rapat koordinasi di Jember, mengundang berbagai pihak, termasuk BPBD Jawa Timur, BPBD Jember, Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air, Perhutani, BKSDA, akademisi dari Universitas Jember, serta relawan kebencanaan.

Fokus utama raoat mengevaluasi kondisi retakan dan menyusun langkah-langkah mitigasi.

"Jadi dari hasil temuan itu, kita sepakat melakukan pengecekan lanjutan. Nantinya pengecekan (potensi bencana) itu akan dilakukan bersama-sama dengan pihak stakeholder terkait," ujar Chairul Anwar, Kabid Pemerintahan Bakorwil V Jatim.

Baca Juga: Merasa Tak Didengar, Massa Aksi di Jember Ngadu ke DPRD soal Akses Jalan Dump Truk

Menurutnya, langkah ini sangat penting karena lokasi Danau Tunjung berada di atas area terdampak banjir bandang 2006.

"Kita ingat di tahun 2006, yang kurang lebih menelan 80 korban, hampir 7.605 masyarakat yang perlu dievakuasi, melibatkan 11 desa, di Desa Panti. Itu jangan sampai terulang kembali," tegas Chairul.

Analisis Awal

Dari kajian awal yang dilakukan BKSDA Jatim pada 15 Januari 2025, kondisi danau masih dianggap aman.

Debit air juga belum mencapai batas mengkhawatirkan.

"Untuk debit air pun, tidak sebanyak yang diperkirakan. Memang kami tidak menghitung berapa volume (air) yang ada di situ, tapi kalau dilihat dari kondisinya, tidak sampai penuh," jelas Purwantono, Kabid KSDA Wilayah III Jember.

Namun, ia sepakat bahwa pengecekan lebih lanjut tetap perlu dilakukan.

"Untuk memastikan kondisi retakan tanah yang dimaksud. Maka nanti kita bersama-sama melakukan pengecekan," tambahnya.

Langkah Mitigasi

Kepala BPBD Jember, Widodo Juliyanto, menegaskan pentingnya analisis geologi untuk memahami kekuatan tanah di sekitar danau.

"Ya, kita harus koordinasi memang, bareng dan itu (mengkaji) yang bisa menyampaikan kekuatan tanah. Terus strukturnya gimana, ya, kita harus yang ahlinya. Kita juga akan mengajak Ahli Geologi itu," katanya.

Selain kajian teknis, pemerintah juga akan memperkuat program Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat sekitar.

"Sebagai bagian upaya mitigasi bencana, jadi warga desa setempat siap dan sadar terhadap terjadinya bencana itu," tambah Widodo.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung, Narasumber