Jumat, 17 JANUARI 2025 • 11:49 WIB

Serangan Brutal Israel Terhadap Gaza usai Kesepakatan Gencatan Senjata, 82 Warga Gaza Tewas

Author

Ilustrasi gencatan senjata Israel dan Palestina

INDOZONE.ID - Pasukan Israel kembali meluncurkan serangan di Jalur Gaza pada Rabu, (15/1/2025) kemarin, yang mengakibatkan sedikitnya 82 orang tewas. Ironisnya, serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah Hamas dan Israel mengumumkan kesepakatan gencatan senjata.

Menurut keterangan dari Perdana Menteri (PM) Netanyahu sudah menyerang 50 target di seluruh kota Gaza selama seharian penuh.

Israel juga mengonfirmasi, bahwa serangan ini sebagai bentuk membasmi teroris yang berada di wilayah tersebut.

"(Angkatan udara Israel) melakukan serangan terhadap sekitar 50 target teror di seluruh Jalur Gaza, termasuk teroris Hamas dan Jihad Islam, kompleks militer, fasilitas penyimpanan senjata, pos peluncuran, lokasi pembuatan senjata, dan pos pengamatan", kata militer Israel dalam sebuah pernyataan setelah pengumuman kesepakatan gencatan senjata, dikutip AFP, Jumat (17/1/2024).

Melansir dari Al Jazeera, Jumat (17/1/2025), serangan ini menimpa sebuah rumah di dekat Gedung Serikat Insinyur di Kota Gaza, di bagian utara Jalur Gaza, pada Rabu (15/1/2025) malam. Dari insiden ini menewaskan sedikitnya 18 orang.

Baca Juga: Inilah Tahapan Rencana atas Kesepakatan Gencata Senjata Israel-Hamas

Pertahanan Sipil Palestina mengungkapkan sudah mengambil kantong jenazah 12 orang, yang berada di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza.

Di kawasan Gaza tengah, lima orang tewas dalam serangan pesawat nirawak milik Israel. Pesawat tersebut juga menyerang sekelompok orang di daerah Karaj di kamp Bureij.

Dari insiden ini meningkatnya korban tewas yang sudah terhitung sejak Rabu (15/1/2025) pagi. Sebab itu, warga Palestina kembali berlindung ke tempat aman usai merayakan gencatan senjata yang dicapai oleh Israel dan Hamas pada Rabu malam.

"Selama beberapa jam, orang-orang mengubah seluruh area ini menjadi panggung perayaan, sesuatu yang tidak biasa kita lihat di sini karena area ini dulunya merupakan panggung pemakaman bagi para korban perang dan tempat yang dipenuhi dengan penderitaan dan kesedihan," kata Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah.

Selain itu reporter Anas al-Sharif juga melaporkan bahwa Israel sudah memadamkan rasa gembira yang dirasakan oleh warga Gaza, setelah adanya pengumuman awal dari gencatan senjata ini.

"Beberapa jam yang lalu, ada suasana kegembiraan dan kelegaan di antara warga di sini saat pengumuman gencatan senjata dibuat dari Doha, yang menyatakan bahwa gencatan senjata akan berlaku dalam beberapa hari mendatang," kata al-Sharif, dikutip Al Jazeera, Jumat (17/1/2025).

"Namun, segera setelah pengumuman tersebut, pesawat tempur Israel memadamkan kegembiraan warga Gaza, kemudian mereka menyerang rumah sakit, tempat penampungan, dan rumah dengan serangan udara langsung," ucap al-Sharif.

Dilaporkan pada 1 Januari 2025, setidaknya ada 10.221 tahanan Palestina yang berada di penjara Israel. Bukan hanya warga sipil saja, melainkan ada juga pihak medis dari Palestina yaitu Dr. Hussam Abu Safia, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara.

Houthi Ancam Israel

Serangan udara dan darat Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 11 warga Palestina, di antaranya termasuk warga sipil dan anak-anak.

Sementara itu, kelompok Houthi mengancam akan terus menyerang Israel, jika pelanggaran gencatan senjata terus berlanjut.

Houthi menjadi bagian pihak Iran yang telah menyerang Israel dan pengiriman komersial di Laut Merah selama terjadinya perang di Gaza.

Mereka sudah menyatakan tindakan itu sebagai betuk solidaritas dengan Palestina.

"Kami akan mengawasi pelaksanaan perjanjian tersebut,"papar pemimpin bdulmalik al-Huthi dalam pidato resminya yang dilansir dari AFP, Jumat (15/1/2025).

"Dan jika pelanggaran, pembantaian, atau serangan Israel, kami akan siap memberikan dukungan militer kepada warga palestina,"ucap tegasnya.

Baca Juga: Reaksi Dunia Terhadap Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza: Semua Menyambuk Baik

Sejak perang di Gaza pecah pada Oktober 2023, Houthi yang menguasai sebagian besar kota Yaman, telah menembakkan puluhan rudal dan pesawat nirawak ke Israel.

Mereka juga telah melancarkan kampanye pelecehan, terhadap pengiriman di Laut Merah dan Teluk Aden, yang sangat mengganggu jalur perdagangan vital.

Situasi ini menambah ketegangan di wilayah tersebut, dan menimbulkan kekhawatiran akan melebarnya konflik tersebut dalam bidang yang lebih luas.

Meskipun kesepakatan gencatan senjata telah diumumkan, realitas di lapangan menunjukkan bahwa kekerasan masih berlanjut.

 

Penulis: Hilwah Nur Puspitawati

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Al Jazeera, AFP