Senin, 21 OKTOBER 2024 • 18:20 WIB

Ditemukan Gua Berstalaktit Stalakmit di JJLS Gunungkidul, UGM akan Petakan pada November

Author

Penemuan Gua Berstalaktit Stalakmit di JJLS Gunungkidul, Senin (21/10/2024).

INDOZONE.ID - Pekerja kontruktif pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) geger menemukan gua misterius.

Gua misterius ini ditemukan berada di bawah tanah Desa Planjan, Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 15 Oktober 2024. Karena ini, penggalian jalan dihentikan sementara.

Hal ini terdengar oleh salah satu besar dari Fakultas UGM, Eko Haryono. Menurut Eko, berdasarkan hasil pemetaan, ternyata gua musterius itu berisi stalaktit dan stalakmit, yang diperkirakan berumur jutaan tahun.

“Standar operasional prosedur mengharuskan untuk dilakukan penelitian terlebih dahulu mengenai jangkauan sebaran gua,” kata Guru Besar dari Fakultas Geografi UGM, Eko Haryono, Senin (21/10/2024).

Ia menuturkan bahwa, penemuan gua bawah tanah di Gunungkidul merupakan hal yang wajar, karena Gunungkidul adalah daerah dengan susunan karst.

Baca Juga: Warga Resah Dua Kuburan di Pemakaman Kuno Dibongkar OTK, Diduga Dalami Ilmu Hitam

Dirinya pun menjelaskan, gua ini tersibak akibat adanya aktivitas penggalian untuk pembuatan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).

Proyek yang sedang berjalan harus menyesuaikan dengan sebaran gua tersebut, sehingga pengkajian perihal ini menjadi penting.

Menindaklanjuti penemuan gua tersebut, sambung Eko, rencananya, pada November mendatang, dirinya bersama tim ahli akan mulai melakukan eksekusi pemetaan gua.

Namun sebelum itu, pakar ilmu geomorfologi ini tengah berkoordinasi terlebih dahulu sebelum terjun ke lapangan.

“Jika sudah diketahui sebaran gua, maka desain jalannya perlu untuk diubah atau digeser,” tegasnya.

Terkait kehebohan warga untuk datang dan berusaha untuk berfoto di dalam badan gua. Bagi Eko, gua ini memiliki posibilitas menjadi objek wisata dengan syarat perlu diketahui terlebih dahulu daya dukung dan kapasitas gua untuk dimasuki pengunjung per harinya.

“Nantinya hal ini akan kami teliti dari sisi geologi dan geofisika dengan mengukur temperatur dan CO2. Sirkulasi udara perlu dipastikan dulu keamanannya,” ujar Eko.

Pengujian yang akan dilakukan Eko nantinya juga menghasilkan penilaian kondisi awal untuk menjamin keamanan manusia sekaligus lingkungan. Selain diolah menjadi rekomendasi pembangunan jalan.

Baca Juga: Situs Peninggalan Keraton Kartasura Dirusak Warga, Ngakunya untuk Bangun Kos-kosan

"Nantinya, hasil kajian ini mungkin bisa dimanfaatkan untuk pembuatan jalur gua bagi wisatawan demi meminimalisasi risiko kerusakan stalaktit dan stalakmit yang saat ini masih aktif dibuktikan dengan masih adanya kucuran air. Pembentukan gua purba di Gunungkidul maka sebisa mungkin perlu dijaga,” kata dia.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Harry Sukmono membenarkan ditemukan gua stalaktit stalakmit di Saptosari tersebut, bahkan pihak keraton Yogyakarta juga sudah mengunjungi gua itu.

"Awalnya setelah penemuan gua itu banyak warga berkunjung. Namun, kini mulut gua ditutup sementara," kata dia.

"Tapi berdasarkan arahan Gusti Mangkubumi menunggu hasil kajian apakah tetap lanjut trase-nya, apakah bisa ke depan untuk wisata tetapi hanya boleh dilihat dari jauh," ujar Harry.

Sebagai informasi, Gunungkidul merupakan kawasan karst sehingga tersusun atas batuan kapur berpori.

Pembentukan gua banyak terjadi di wilayah ini karena adanya aktivitas pelarutan. Saat ini, mulut gua telah ditutup dengan bebatuan hingga agar analisis dapat dilakukan semaksimal mungkin.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Keterangan Pers