Jumat, 18 OKTOBER 2024 • 09:35 WIB

Biden dan Harris Sebut Kematian Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Berpotensi Akhiri Perang di Gaza

Author

Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar. (REUTERS/Mohammed Salem)

INDOZONE.ID - Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris menyatakan pada Kamis (17/10/2024) bahwa kematian pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, membuka jalan bagi pembebasan sandera Israel dan mengakhiri perang di Gaza.

Tewasnya Sinwar, yang dianggap sebagai otak serangan 7 Oktober 2023 yang memicu konflik Gaza, oleh pasukan Israel di wilayah tersebut menjadi keberhasilan besar bagi Israel dan tonggak penting dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari setahun.

"Ini saat yang tepat untuk melangkah maju. Bergerak menuju gencatan senjata di Gaza dan memastikan kita berupaya memperbaiki keadaan bagi seluruh dunia," kata Biden kepada wartawan setelah mendarat di Jerman, usai percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait kematian Sinwar di Gaza.

Baca Juga: Presiden Palestina Desak PBB untuk Segera Hentikan Perang di Gaza

"Sudah saatnya perang ini berakhir dan para sandera bisa pulang. Kami siap untuk mewujudkannya," tambah Biden.

Saat ditanya apakah dia merasa lebih optimis tentang kemungkinan gencatan senjata, Biden menyatakan lebih yakin, dan berharap perang ini akan berakhir "segera."

Biden juga mengumumkan akan mengirim Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Israel dalam beberapa hari ke depan untuk membahas rencana pasca-perang di Gaza.

"Kami akan mencari solusi ... bagaimana menjaga keamanan Gaza dan melangkah ke tahap berikutnya," katanya.

Upaya negosiasi gencatan senjata yang terhenti beberapa kali belum berhasil dan tidak menunjukkan kemajuan dalam beberapa minggu terakhir.

Dengan tewasnya Sinwar, yang oleh pejabat AS dianggap sebagai penghalang utama negosiasi, Washington kini akan mempercepat upaya mendorong tercapainya gencatan senjata, menurut Departemen Luar Negeri AS.

Namun, Netanyahu menyatakan bahwa perang masih akan berlanjut.

Dalam pernyataan setelah berbicara dengan Biden, Netanyahu mengatakan bahwa mereka sepakat kematian Sinwar menciptakan kesempatan untuk mendorong pembebasan sandera, dan mereka akan bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut.

Gedung Putih menyatakan dalam ringkasan pembicaraan bahwa mereka "membahas cara memanfaatkan momen ini untuk membebaskan sandera dan mengakhiri perang, dengan tetap menjaga keamanan Israel serta memastikan Hamas tidak lagi menguasai Gaza."

Baca Juga: Optimis Menang di Pilkada Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe Janjikan Rp100 Juta untuk RT dan RW

Dalam kampanye presiden 2024 di Milwaukee, Harris menegaskan pernyataan Biden.

"Kejadian ini memberikan peluang untuk akhirnya mengakhiri perang di Gaza," ujar Harris.

Namun masih belum jelas bagaimana Washington akan melanjutkan upaya pembebasan sandera dan mencapai gencatan senjata.

Dalam beberapa pekan terakhir, pemerintahan Biden secara terbuka menyalahkan Sinwar atas terhentinya pembicaraan, namun juga meragukan kesiapan Netanyahu untuk mencapai kesepakatan.

Konflik yang terus berlanjut di Timur Tengah menjadi tantangan politik bagi Biden menjelang pemilihan presiden AS pada 5 November 2024.

Harris menghadapi tekanan dari pemilih Arab-Amerika, Muslim, dan liberal terkait dukungan militer dan diplomatik AS untuk Israel di tengah konflik Gaza dan Lebanon.

Serangan Hamas pada 2023 menewaskan 1.200 orang di Israel dan menyebabkan lebih dari 250 orang menjadi sandera, menurut data Israel.

Serangan balasan Israel di Gaza, yang dikendalikan Hamas, telah menyebabkan lebih dari 42.000 orang tewas, menurut kementerian kesehatan setempat, sementara hampir seluruh penduduk Gaza telah mengungsi dan mengalami krisis pangan.

Di Lebanon, yang juga terlibat dalam konflik dengan Israel yang menargetkan kelompok Hezbollah yang didukung Iran, korban tewas lebih dari 2.000 orang, menurut pemerintah Lebanon.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menyatakan Washington akan meningkatkan upayanya untuk mendorong proposal yang telah lama disiapkan.

Blinken sudah berbicara dengan menteri luar negeri Qatar dan Arab Saudi mengenai cara mengakhiri perang dan pengaturan pasca-perang di Gaza, kata Miller.

"Kami melihat kesempatan sekarang untuk memastikan pembebasan sandera," kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan.

"Kita harus memastikan bahwa kematiannya benar-benar memberikan dampak jangka panjang terhadap Hamas seperti yang kita harapkan," sambungnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Channelnewsasia.com