INDOZONE.ID - Kebakaran hutan kembali mengancam salah satu kawasan konservasi terpenting di Indonesia. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dilanda kebakaran yang menghanguskan sekitar 50 hektar lahan, terutama di area Gunung Batok, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.
Kebakaran ini terjadi sejak Selasa, 22 Juni 2024, dan terus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak terkait.
Baca Juga: Kronologi Bocah di Padang Tewas Diduga Dianiaya Polisi, Tulang Rusuk Patah Hingga Paru-Paru Robek
Kronologi Kebakaran
Kebakaran hutan di TNBTS bermula dari titik api yang muncul di Mororejo dan Podokoyo, yang kemudian menjalar hingga ke Gunung Batok. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan. Namun, kondisi cuaca yang sangat kering dan angin kencang diduga menjadi faktor yang memperparah penyebaran api.
Pada hari kejadian, kebakaran terjadi saat berlangsungnya acara ritual Yadnya Kasada, sebuah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Tengger. Acara ini menarik perhatian banyak orang, dan kehadiran banyak pengunjung mungkin saja berkontribusi pada munculnya titik api, meskipun hal ini masih harus dikonfirmasi oleh pihak berwenang.
Baca Juga: Tewaskan 11 Orang di Gaza, Tank-tank Israel Semakin Mengepung
Upaya Pemadaman
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTN) dalam siaran persnya menyampaikan bahwa petugas gabungan segera dikerahkan untuk memadamkan api. Tim Brigdalkarhut TN BTS, Masyarakat Peduli Api (MPA), Masyarakat Mitra Polhut (MMP), TNI, Polri, BPBD, serta Muspika Sukapura bahu-membahu dalam upaya ini.
Peralatan pemadam seperti gepyok, jetshooter, mobil tangki, dan pompa pemadam kebakaran digunakan untuk memadamkan api. Berkat kerja keras dan koordinasi yang baik, api berhasil dipadamkan sepenuhnya pada hari yang sama, sekitar pukul 21.55 WIB.
Setelah api berhasil dipadamkan, petugas gabungan melanjutkan dengan kegiatan pendinginan (mop up) pada tanggal 23 Juni 2024. Langkah ini penting untuk mencegah bara api yang tersisa berkobar kembali, yang bisa memicu kebakaran lanjutan. Kegiatan mop up ini juga bertujuan memastikan tidak ada titik api yang tersembunyi di bawah tanah atau di area yang sulit dijangkau.
Baca Juga: Seorang Ayah Tak Terima Anaknya Tidak Naik Kelas di SMAN 8 Medan: Nggak Sesuai Ini!
Imbauan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Mengantisipasi kemungkinan kebakaran lebih lanjut, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengeluarkan himbauan kepada seluruh masyarakat dan pengunjung untuk berhati-hati.
Mengingat kondisi cuaca sangat kering dan telah memasuki musim kemarau, semua pihak diminta tidak membuat api di sekitar kawasan taman nasional demi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan bersama.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Gaza, Tewaskan 42 Orang
Dampak Kebakaran
Kebakaran yang menghanguskan sekitar 50 hektar lahan di Gunung Batok ini tentu berdampak signifikan terhadap ekosistem lokal. Flora dan fauna yang berada di kawasan tersebut mengalami ancaman serius. Habitat alami yang terbakar membutuhkan waktu lama untuk pulih, dan beberapa spesies mungkin terpaksa bermigrasi atau bahkan terancam punah jika kebakaran terus terjadi.
Selain dampak ekologi, kebakaran ini juga mempengaruhi kegiatan wisata di TNBTS. Gunung Bromo dan sekitarnya merupakan salah satu destinasi wisata alam yang sangat populer di Indonesia, menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya. Kebakaran ini dapat mengurangi daya tarik wisata dan berdampak pada perekonomian lokal yang sangat bergantung pada pariwisata.
Baca Juga: Ada Dugaan Penghalangan Penyidikan Kasus Vina Cirebon, Sudah Dilaporkan ke Bareskrim
Kebakaran hutan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang menghanguskan 50 hektar lahan di Gunung Batok menyoroti pentingnya kewaspadaan dan langkah-langkah pencegahan kebakaran, terutama di musim kemarau. Kolaborasi antara petugas TN BTS, masyarakat setempat, dan instansi terkait menunjukkan pentingnya kerja sama dalam mengatasi bencana alam seperti ini.
Pihak berwenang terus menyelidiki penyebab kebakaran dan berupaya memastikan tidak ada kejadian serupa di masa mendatang. Masyarakat dan pengunjung diimbau untuk selalu berhati-hati dan mematuhi peraturan yang ada demi menjaga kelestarian alam yang menjadi kebanggaan bersama.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Press Release