Tak Tahan Bau Menyengat Depo Penguk Kota Jogja dan Warung Makan Rugi 40 Persen, Warga Demo ke DLH
INDOZONE.ID - Permasalahan sampah di wilayah Yogyakarta yang tak kunjung usai, tepatnya di Depo Pengok, Demangan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, yang mana selama kurang lebih 3 bulan terakhir belum ada perubahan menyelesaikannya, warga akhirnya melakukan aksi damai di Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Jumat (17/05/2024).
“Kita bergerak begini bukan karena keinginan sendiri, tapi banyak warga yang sudah sangat-sangat merasa resah," ucap Sunan Prabowo, salah satu warga yang ikut aksi, Jumat (17/5/2024).
Satu bulan sebelumnya, sampah di Depo Pengok sudah berhasil diangkut semua. Namun tak berselang lama, tumpukan sampah kembali muncul bahkan sampai meluber di jalan.
Menurutnya, pemicu banyaknya tumpukan sampah ini adanya penggerobak yang diam-diam menyelundupkan sampah mereka di Depo Pengok pada malam hari.
Baca Juga: Menteri Basuki: Indonesia Siap Selenggarakan World Water Forum ke-10 Tahun 2024 di Bali
"Dugaan kita ada beberapa penggerobak yang jelas ikut meresahkan disana di jam-jam tidak membuang sampah, bahkan sempat ketahuan sampai naik ke atas pagar, jadi seandainya disana yang buang sampah hanya ada dari masyarakat, tidak sampai meluap seperti sekarang," kesalnya.
Sehingga dirinya meyayangkan dari tahun ke tahun pemkot maupun pemda belum bisa menyelesaikan sampah.
"Sebenarnya saya sama temen-temen sebelumnya sudah dari dewan baik kota maupun provinsi itu, Mosok sekian bulan atau bahkan tahun nggak bisa menyelesaikan sampah, padahal sudah ada anggarannya," pungkasnya.
Kendati begitu, mewakili warganya, Ketua RT 34 RW 10 Demangan, Agus Sriyanto kembali mendesak pemerintah (dalam hal ini pemkot) untuk menyelesaikan segera seperti pengaturan pengambilan, penjadwalan, dan juga pengorganisasian wilayah.
"Kita cuma minta tetap ada pengaturan jadwal pembersihan, dan lain-lain, ada upaya-upaya," ujarnya.
Agus menambahkan, karena jarak rumahnya dengan Depo Pengok hanya sekitar 20 meter, ia mengeluhkan dampaknya seperti polusi udara sangat mengganggu keseharian masyarakat sekitar hingga penurunan omsetnya sampai 40 persen.
"Orang kalau mau lewat sini kan jadi berpikir, sudah polusi bau menyengat sudah sampai radius ratusan meter", bebernya.
Tidak hanya itu, diklaimnya ada beberapa warung makan maupun warung kelontong, serta kos-kosan akhirnya tutup karena terganggunya polusi udara tersebut.
“Warung-warung banyak yang tutup salah satunya yang dekat itu ada warung soto, berjarak 10 meter dari depo yang akhirnya tutup, padahal lagi ngontrak 3 bulan, sampai sekarang nggak berani buka lagi. Ini membuat omset kita juga turun hampir 40 persen," terangnya.
"Baru kali ini dampak buruknya sudah luar biasa. Jadinya kita minimalisir baunya sama warga ya lewat penyemprotan desinfektan untuk mengurangi baunya," tuntasnya.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung