100 Hari, Konflik Gaza PBB Desak Genjatan Senjata Segera Mungkin di Gaza Untuk Alasan Kemanusiaan
INDOZONE.ID - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres menyerukan gencatan senjata untuk kemanusiaan di jalur Gaza. Hal ini dinyatakan setelah perang antara Israel dan Palestina telah terjadi selama 100 hari pada Senin (15/1/2024) kemarin.
"Kamu membutuhkan gencatan senjata kemanusiaan segera. Untuk memastikan bantuan cukup sampai ke tempat yang dibutuhkan. Untuk membebaskan para sandera perang," kata Antonio.
Melansir laporan Al Arabiya News, Antonio juga mengingatkan perang ini akan meluas jika kedua pihak terus melanjutkan aksi militernya.
"Untuk mengakhiri api perang yang lebih luas karena semakin lama konflik Gaza berlanjut, semakin besar resiko eskalasi dan salah perhitungan," kata Antonio dalam konferensi pers.
Baca Juga: Ketua Houthi Yaman Sebut Resolusi PBB Terkait Konflik di Laut Merah Hanya 'Permainan Politik'
Antonio menyebut perluasan konflik ini juga akan berpengaruh terhadap hubungan antar negara. Salah satunya konflik yang terjadi diperbatasan antara Israel dan Libanon.
"Ini berisiko memicu eskalasi yang lebih luas, dan sangat mempengaruhi stabilitas reginonal," kata Antonio.
PBB menyebut dalam kurun waktu tiga bulan sekitar 85 persen penduduk wilatah Gaza mengungsi dan memadati penampungan. Saat ini para pengungsi kesulitan mendapatkan makanan, air, bahan bakar serta perawatan kesehatan.
Dalam konferensi pers, Antonio mengutuk situasi kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Sekretaris PBB juga mengaku tidak bisa berkata-kata atas situasi tersebut.
"Tidak ada yang bisa membenarkan hukuman kolektif terhadap orang-orang Palestina," ungkap Antonio.
Sejak perang Gaza meletus pada 7 Oktober lalu, jumlah korban terus bertambah. Menurut laporan terbaru, dalam 100 hari korban tewas sampai 24.000 jiwa. Sementara itu ada 2,4 juta orang diungsikan untuk menghindari serangan Israel.
Baca Juga: Menilik Kembali 100 Hari Perang Israel-Gaza, Kapan Berakhir?
Bahkan di antara korban itu, Antonio menyebut sejumlah staf PBB menjadi korban perang. Mirisnya jumlah korban PBB di konflik Gaza menjadi kasus kematian paling tinggi.
"Sebagian besar staf PBB dari Palestina mengungsi dan 152 anggota staf telah tewas sejak 7 Oktober 2023,"
"Kehilangan nyawa terbesar dalam sejarah organisasi kami," sambung Antonio.
Di sisi lain, Israel telah menyatakan perang terhadap Hamas di Palestina sampai kelompok tersebut hancur. Bahkan di saat Israel juga tengah berkonflik dengan Libanon juga Suriah, mereka tetap gencar meluncurkan misilinya menghancurkan sejumlah tempat di Gaza tanpa henti.
Penulis: Gina Nurulfadilah
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Al Arabiya News