INDOZONE.ID - Baru-baru ini Belanda menyelenggarakan pemilihan umum pada Kamis (23/11/2023) kemarin. Berdasarkan hasil voting, kemenangan pemilu kali ini diraih oleh Geert Wilders dari partai sayap kanan yakni Partai Kebebasan (PVV).
Kemenangan ini menuai sorotan publik khususnya umat muslim dan Eropa. Sebab tokoh ini sering kali menyerukan kontroversi yang menuai perhatian dunia.
Lalu, siapa sebenarnya Geert Wilders? Berikut profilnya.
Mengawali karier di Partai Lawan
Wilders merupakan salah satu tokoh politik Belanda yang cukup terkenal.
Sebelum mendirikan partai Kebebasan (PVV), ia memulai karier politiknya pada tahun 1998 sebagai penulis pidato untuk Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD) sayap kanan-tengah.
Melalui partai ini, Wilders menjabat cukup lama sebagai anggota parlemen Belanda
Baca Juga: Geert Wilders Menang Pemilu Belanda, Ini Kebijakan Kontroversial Anti-Islam yang Bakal Dilakukannya
Menerima ancaman dari ektremis
Di dunia politik, Wilders terkenal lewat retorika-retorikanya yang dinilai kontroversi. Oleh karena itu Wilders sering kali menerima ancaman dari para ekstrimis yang mengharuskan dirinya berada dalam lindungan keamanan ketat selama 24 jam.
Bahkan pada tahun 2009, pemerintah Inggris pernah menolak kunjungan Wilders. Hal ini dilakukan karena dapat menimbulkan ancaman bagi keharmonisan masyarakat dan juga pertimbangan keamanan publik.
Sebab kunjungan tersebut dilakukan untuk menayangkan film "Fitna" yang berisi kritikan Al-Quran. Film tersebut menimbulkan kemarahan muslim di dunia, karena menguhubungkan Ayat-ayat Al-Quran dengan rekaman serangan teroris.
Selain Anti Islam, Wilders juga anti terhadap Uni Eropa. Penolakan keras ini diserukan dalam referendum 'Nexit' dan mendorong Belanda keluar dari Uni Eropa dan tidak ikut campur dalam peraturan suaka dan imigrasi.
Baca Juga: Geert Wilders kembali Menggelar Lomba Kartun Nabi Muhammad
Mendukung Israel dalam konflik Gaza
Selain itu, Wilders juga mendukung agresi militer yang dilakukan oleh Israel.
Bahkan dia menganjurkan pemindahan Kedutaan Besar Belanda dari Tel Aviv ke Yerussalem, dan menutup diplomasi dengan Palestina.
Penulis: Gina Nurulfadilah
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: ABC News