Kamis, 07 SEPTEMBER 2023 • 13:35 WIB

Sadisnya Dima Tower, Anak Adopsi yang Tega Bunuh Orang Tua Asuh, Bukannya Nyesal Malah Kabur ke Hutan

Author

  Kiri: Dima Tower, anak adopsi yang bunuh orangtua asuh / Kanan: Robbie dan Jennifer orangtua yang mengasuh Dima Tower

INDOZONE.ID - Dima Tower, anak yang diadopsi dari panti asuhan Ukraina, tega membantai kedua orangtua asuhnya dengan sadis hingga tewas akhir Agustus kemarin.

Dima (21) tega menghabisi nyawa orangtua asuhnya, Robbie dan Jennifer Tower di North Port, Florida.

Dima diadopsi oleh Robbie dan Jennifer sekitar tujuh tahun lalu dari sebuah panti asuhan di Ukraina. Kala itu, Robbie dan Jennifer sedang melakukan beberapa misi Kristen ke Ukraina.

Kasihan Lalu Adopsi

Robbie Tower dan Jennifer, orangtua yang mengadopsi Dima Tower

Lantaran belum memiliki anak, mereka pun mengadopsi Dima, anak berusia 14 tahun yang kehilangan ibunya saat masih kecil.

Dia juga ditinggalkan oleh ayahnya yang seorang pecandu alkohol.

Panti asuhan itu disebut-sebut bak penjara, karena Dima mengalami memar saat ditemukan. Dia juga tidak mendapatkan banyak makanan selama di panti.

"Dia mengalami memar di panti asuhan. Saat mereka pergi makan, dia akan makan enam hot dog. Dia tidak mendapatkan banyak makanan. Panti asuhan ini seperti penjara bagi anak-anak," ujar Warren Rines, paman Robbie.

Robbie dan Jennifer kala itu yakin Dima mampu mengatasi masa lalunya yang buruk, jika berada di lingkungan keluarga yang penuh cinta.

Baca Juga: Rodney James Alcala, Pria Bejat yang Perkosa dan Bunuh 130 Wanita dengan Cara Sadis

Lakukan Penyerangan

Dima Tower, anak adopsi yang tega bantai orangtua asuhnya

Sejak diadopsi, Robbie dan Jennifer terus berjuang agar Dima bisa menyesuaikan hidupnya dengan anak-anak lain di lingkungan barunya. Namun, Dima justru sering terlibat perkelahian di sekolah.

Rines menceritakan, saat pertama kali bertemu, Dima mengaku tertarik dengan tinju. Namun dia tidak mau belajar bertinju, dan hanya ingin memukul.

"Saat saya pertama kali bertemu dengannya, dia tertarik dengan tinju. Tapi dia tidak mau bertinju. Dia ingin memukul, dia ingin terluka," tambah Rines.

Tiga tahun yang lalu, Robbie rupanya sempat memanggil polisi karena Dima melakukan penyerangan, hingga membuat matanya hitam.

Usai kejadian itu, Dima pernah disuruh tinggal di rumah keluarga Jennifer selama beberapa waktu. Namun Robbie bersikeras ingin agar Dima kembali ke rumah.

"Itulah betapa dia mencintainya. Mereka memaafkannya atas segalanya. Mereka membelikannya mobil. Apapun yang Dima inginkan atau butuhkan" tambah Rines.

Tega Membantai Orangtua Lalu Kabur

Foto Dima Tower bersama orangtua asuhnya, Robbie dan Jennifer

Suatu hari saat tengah malam, polisi mendapatkan laporan bahwa terjadi pembunuhan dengan korban Robbie dan Jennifer. Informasi tersebut didapat dari tetangganya yang menelepon ke kantor polisi.

Polisi pun bergegas ke TKP usai mendapat laporan. Setelah sampai, polisi mendapati tubuh Robbie dan Jennifer dalam kondisi berlumuran darah dan berhadapan di ruang tamu.

Saat tiba di lokasi, petugas kepolisian sempat melihat Dima menutup bagasi kendaraannya usai membantai orangtuanya. Dima pun diminta untuk tidak bergerak.

Baca Juga: Misteri Pembantaian yang Dilakukan Petani di Augusta, Bunuh Istri dan 7 Anaknya

Namun, Dima mengabaikan seruan tersebut dan malah menginjak gas mobil pemberian orangtua asuhnya lalu kabur. Polisi pun langsung mengejarnya hingga ke jalan raya.

Di sebuah jalan, Dima akhirnya keluar dari mobil dan berlari ke hutan. Setelah hampir delapan jam, Dima akhirnya berhasil ditangkap dan ditahan.

Polisi tidak membeberkan motif spesifik pembunuhan tersebut. Namun mereka mencatat ada banyak genangan darah di seluruh rumah, yang mengindikasikan terjadi serangan berkepenjangan antara Dima vs Robbie dan Jennifer.

Dianggap Menyimpan Kebencian

Kiri: TKP pembunuhan Robbie dan Jennifer / Kanan: Dima Tower lari ke hutan

Rines yakin, Dima sudah menyimpan kebencian sejak lama sebelum datang ke rumah Robbie dan Jennifer. Kebencian itu yang kemudian dilampiaskan Dima ke orangtua asuhnya.

"Menurut saya anak laki-laki itu sudah memiliki banyak kebencian, sebelum dia datang ke sini. Saya kira dia melampiaskannya kepada orang-orang terdekat," ujar Rines.

Rines mengatakan bahwa pasangan suami istri itu adalah orang yang baik dan perhatian.

Itu sebabnya, dia tak menyangka Dima tega membantai orangtua yang telah menyelamatkannya dari panti asuhan.

"Mereka adalah dua orang yang sangat baik dan penuh perhatian," ujar Rines, dikutip dari New York Post, Kamis (7/9/2023).

"Itu tidak masuk akal, tidak ada satu pun dari kami yang memahami kebencian tersebut. Hanya mereka dua orang dalam hidupnya yang pernah membantunya. Mereka memperlakukannya seperti anak mereka sendiri," sambung Rines.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: New York Post