INDOZONE.ID - Indonesia resmi menjajaki proyek pembangkit listrik berbasis hidrogen hijau bersama perusahaan Prancis HDF Energy.
Lewat kerja sama dengan PLN dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), proyek ini berpotensi menyerap investasi lebih dari USD 2,3 miliar, terutama di wilayah timur Indonesia seperti NTT.
Kesepakatan ini diteken dalam pertemuan tingkat tinggi di Istana Kepresidenan Jakarta, disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Tak cuma di Jakarta, HDF juga meneken kesepakatan khusus dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tujuannya untuk mempercepat pembangunan pembangkit listrik berbasis hidrogen di kawasan timur Indonesia.
Baca Juga: Ini 3 Golongan yang Dapat Diskon Listrik 50% Mulai Juni 2025
HDF bahkan sudah menyiapkan 23 proyek Renewstable di Indonesia Timur dengan nilai investasi lebih dari USD 2,3 miliar. Proyek pertama akan dimulai di Sumba.
Dukungan dari lembaga internasional seperti U.S. International Development Finance Corporation (DFC) juga ikut memperkuat realisasi rencana ini.
Renewstable adalah teknologi pembangkit listrik dari HDF yang memadukan energi terbarukan seperti matahari dan angin dengan penyimpanan energi hidrogen.
Artinya, listrik bisa tersedia 24/7, meskipun cuaca tidak menentu.
Teknologi ini dianggap sebagai alternatif hijau dari pembangkit diesel yang masih banyak digunakan di daerah terpencil Indonesia.
Tak hanya ramah lingkungan, tapi juga bisa menekan emisi karbon dan mendorong kemandirian energi lokal.
PLN sendiri sudah mulai membangun stasiun pengisian hidrogen pertama di Indonesia dan mengembangkan beberapa proyek pembangkit uji coba.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: PLN