Tak hanya Korea Utara, Cina juga mengungkapkan kekhawatiran yang serupa. Beijing menilai, langkah Washington tersebut dapat melemahkan stabilitas global.
Sementara itu, Rusia disebutkan telah memodernisasi sistem rudal antarbenua, dan mengembangkan rudal presisi baru yang lebih canggih.
Kremlin sempat mengecam rencana tersebut. Namun, mereka akhirnya menganggap sebagai urusan kedaulatan Amerika Serikat, meski tetap meminta adanya konsultasi dengan Moskow.
Nama 'Golden Dome' terinspirasi dari sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel, yang sejak 2011 telah berhasil mencegat ribuan roket jarak pendek.
Namun, tantangan yang dihadapi Amerika Serikat berbeda, karena ancaman dari musuh potensialnya bukan hanya roket jarak dekat.
Rencana ini menjadi perhatian dunia, termasuk Korea Utara yang melihatnya sebagai langkah yang bisa memicu ketegangan militer lebih luas, dan meningkatkan risiko konflik di luar angkasa.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Nypost.com