Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 26 APRIL 2025 • 22:34 WIB

Dedi Mulyadi Undang Remaja Yang Kritik Dirinya di Media Sosial karena 'Digusur' dan Dilarang Study Tour

"Maluuu lihat murid dan orang tua kaya gini," tulis akun @agusapriliana6329.

"SIAPA YANG GEMESSSSSSS," komentar akun @NC.channel.

Ada pula netizen yang membagikan pengalaman pribadinya saat menjadi korban penggusuran di masa jabatan Dedi sebagai Bupati Purwakarta. Ia menyatakan menerima keputusan tersebut dengan lapang dada karena sadar tinggal di tanah negara tanpa izin.

"Saya dan keluarga — ayah, ibu, serta adik-adik — pernah tinggal di sebuah tanah negara di daerah Cilodong, yang kami sebut Kebon Jati. Itu sekitar tahun 2006 sampai 2009. Tempatnya sederhana, tapi penuh kenangan buat kami. Waktu itu, setelah KDM menjabat sebagai bupati, keluar aturan bahwa semua bangunan di atas tanah negara harus dibongkar.

Kami sekeluarga menerimanya dengan lapang dada, meski kenyataannya berat. Kami nggak punya rumah sendiri, jadi setelah itu, kami harus hidup berpindah-pindah, ngontrak di sana-sini. Tapi dari awal, kami sadar diri.

Kami tinggal di tanah yang bukan milik kami, tanpa izin, tanpa bayar. Selama bertahun-tahun dibiarkan tinggal di sana saja sebenarnya sudah sebuah keberuntungan besar. Bayangin aja, kalau negara mau menuntut, bisa jauh lebih rumit.

Coba deh pikirin: kalau halaman rumah kamu tiba-tiba dibangun saung atau rumah sama orang asing, terus mereka tinggal seenaknya di situ, apa kamu nggak keberatan? Begitu juga dengan tanah negara." Tulis akun @Gasskeun573 membagikan pengalamnnya.

Dedi sendiri menegaskan bahwa kegiatan perpisahan tetap bisa dilaksanakan secara kreatif tanpa memberatkan keuangan orang tua.

Ia mendorong agar kegiatan tersebut dikelola oleh OSIS atau organisasi siswa dengan konsep yang sederhana dan mandiri, seperti pertunjukan musik, tari, atau karya sastra di lingkungan sekolah.

“Siswa bisa mengumpulkan iuran secara wajar di antara mereka sendiri tanpa melibatkan sekolah secara institusional,” ujarnya.

Sebagai pejabat publik, Dedi menekankan bahwa prioritas utamanya adalah membangun kualitas pendidikan anak-anak di Jawa Barat agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

“Tugas saya adalah membentuk generasi muda Jawa Barat yang tangguh, cerdas, dan mampu bersaing dengan bangsa lain,” tutupnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: YouTube.com/Kang Dedi Mulyadi Channel

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Dedi Mulyadi Undang Remaja Yang Kritik Dirinya di Media Sosial karena 'Digusur' dan Dilarang Study Tour

Link berhasil disalin!