Hal itu disampaikan perwakilan keluarga Hamzah Batik kepada awak media, saat ditemui di rumah duka hari ini.
"Hamzah Batik dan Raminten kami tutup satu hari ini. Yang batik ada di jalan Kaliurang. Tapi saya belum mendapatkan kepastian. Kalau Malioboro sudah kami pastikan, oleh-oleh di Ngampilan hari ini kami tutup. Yang di Kotabaru juga kami tutup," kata Parji Ronowijoyo, sebagai tim pengembangan di Hamzah Batik.
Rumah duka yang terletak di Bantul, Yogyakarta hari ini masih terus kedatangan masyarakat, pejabat, dan seniman yang mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga duka. Ada juga yang ingin melihat sosok wajah seniman itu untuk terakhir kalinya.
Banyak masyarakat dari berbagai kalangan menilai, sosok pendiri House of Raminten, Yogyakarta itu, dikenal sebagai orang yang serba bisa, terutama dalam mempertahankan kebudayaan.
"
Bagi kami beliau adalah sosok pejuang sosok pelestari budaya yang ada di Yogyakarta," ucapnya.
Raminten merupakan nama yang diberikan Sri Sultan Hamengku Buwono X kepada Hamzah Sulaeman.
"
Kalau dalam pemahaman beliau, berawal dari kata Ras Pinten. Artinya, enggak seberapa. Sepele saja, simpel saja," jelas Parji.
Nama tersebut diambil dari peran Hamzah Sulaeman saat berlakon di acara komedi situasi, di stasiun televisi lokal sebagai perempuan Jawa, dengan busana busana tradisional lengkap, berkebaya dan menggunakan konde.
"Pada masa itu ada televisi lokal Yogyakarta yang bekerja sama membuat sitkom. Sosok Raminten ini, memang nama beliau ketika berada di panggung ketoprak. Dalam sitkom itu dipakai beliau untuk nama Raminten. Dan akhirnya menjadi sebuah inspirasi bagi kami, jadi kami kuatkan dengan dipakai brand beliau," terangnya.
"Salah satunya memang beliau sangat memiliki rasa ingin berbakti pada Keraton Ngayogyakarta melestarikan budaya Yogyakarta dan mendapat gelar dari Keraton Ngayogyakarta," ujar Parji.
Sosok Hamzah akan disemayamkan di Perhimpunan Urusan Kematian Yogyakarta (PUKY) pada Sabtu (26/4/2025).