Ia bercerita, kakinya pernah dilindas mobil pickup miliknya sendiri saat mengantar pakan ternak, tahun 2012.
Sejak itu, mobilitasnya terbatas. Namun, tekadnya berhaji tak pernah luntur. Ia mendaftar sejak 2011, dan tahun ini akhirnya berangkat.
Dian, 17 Tahun, Gantikan Sang Ayah yang Telah Tiada
Cerita lain datang dari Dian Mamora Miftakul Firdaus, calon haji termuda Boyolali.
Umurnya baru 17 tahun 11 bulan. Ia masih sekolah di SMK Widya Taruna, Karanganyar.
“Yang saya siapkan ya hafalan doa doa, terus belajar manasik haji juga, menyiapkan fisik dengan lari-lari pagi dan sore serta jaga pola makan dan tentunya persiapan mental juga,” katanya.
Dian menggantikan almarhum ayahnya yang wafat pada 2023. Keputusan mendampingi ibunya berangkat haji bukan hal mudah. Tapi dorongan keluarga membuatnya yakin.
“Waktu itu yang pertama kaget ya belum siap, tapi karena dorongan keluarga dan saya satu satunya anak laki-laki saya harus siap… Harapannya semoga nanti saya bisa menjadi haji yang mabrur dan tentunya jadi haji itu tidak harus menunggu tua,” ucapnya dengan tulus.
Dibuka Langsung oleh Perwakilan Bupati
Kegiatan manasik ini dibuka secara resmi oleh Staff Ahli Bupati Boyolali, Waluyo Jati, mewakili Bupati, dan didampingi Kepala Kantor Kemenag Boyolali, M. Miftah.
Dalam sambutannya, Waluyo berharap seluruh calon jemaah diberi kesehatan selama perjalanan ibadah hingga pulang ke tanah air.
“Semoga menjalankan ibadah haji sesuai syariat Islam, sehingga bisa menjadi haji yang mabrur,” jelasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan