Hutan Seluas 4.600 Lapangan Sepak Bola Hangus, Korea Selatan Tetapkan 3 Zona Bencana Baru

Ilustrasi Kebakaran di Korea Selatan.

INDOZONE.ID - Kebakaran hutan di Korea Selatan yang terjadi sejak Sabtu 22 Maret 2025, mengakibatkan empat orang tewas dan ratusan warga mengungsi.

Pemerintah setempat kini telah menetapkan tiga wilayah tambahan sebagai zona bencana khusus untuk mempercepat penanganan dan pemulihan pasca-bencana.

Kondisi cuaca yang kering serta angin kencang disebut juga sebagai salah satu faktor yang memperburuk situasi, menyebabkan api menyebar ke berbagai daerah.

Pemerintah Korea Selatan sebelumnya telah menetapkan Sancheong sebagai zona bencana khusus, yang memungkinkan wilayah tersebut mendapatkan bantuan dana serta dukungan pemulihan.

Baca Juga: Kebakaran Hutan di Korea Selatan Tewaskan Empat Orang, Ratusan Warga Dievakuasi

Kini, Presiden Sementara Han Duck Soo memperluas status tersebut ke satu wilayah di Provinsi Gyeongsang Selatan, serta dua wilayah lain di Ulsan dan Provinsi Gyeongsang Utara.

Han Duck Soo yang baru kembali menjabat setelah keputusan Mahkamah Konstitusi, mengunjungi Uiseong County, salah satu daerah terdampak, untuk bertemu dengan para warga yang mengungsi dan memastikan bantuan berjalan dengan baik.

Hingga saat ini, kebakaran hutan di Korea Selatan telah menghanguskan 3.286,11 hektar laha yang setara dengan sekitar 4.600 lapangan sepak bola.

Dari total luas yang terdampak, lebih dari 1.000 hektar lahan terbakar di Euiseong, Provinsi Gyeongsang Utara, dan Sancheong.

Baca Juga: Fakta Menarik Kebakaran Hutan Terbesar dalam Beberapa Dekade di Jepang

Petugas pemadam kebakaran berhasil mengendalikan 70 persen kobaran api di Sancheong hingga Senin 06.00 pagi. 

Sementara itu, hingga pukul 08.00 pagi, tim pemadam masih berupaya memadamkan kebakaran yang terjadi di empat wilayah di bagian tenggara Korea Selatan.

Salah satu korban terdampak, Kim Byung-wook, seorang petani di Sancheong County, Gyeongsang Selatan, turut mengungkapkan kesedihannya setelah rumah yang telah ia tinggali selama lebih dari 30 tahun habis terbakar.