Suasana stand pasar murah Ramadan yang digelar di Gor Bimoseno Pandowoharjo, pada Kamis (6/3/2025).
INDOZONE.ID - Pemerintah Kabupatan (Pemkab) Sleman membuka stand Pasar Murah selama satu bulan penuh, yang digelar di Gor Bimoseno Pandowoharjo, Sleman, DIY, pada Kamis (6/3/2025).
Pembukaan Pasar Murah ini bertujuan untuk membantu masyarakat Sleman dalam memenuhi kebutuhan bahan pokok selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2025.
Pasar Murah dibuka langsung Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman, Susmiarto. Dalam peresmian itu, Susmiarto menyatakan bahwa sebagian anggaran untuk kegiatan ini berasal dari dana Bank Indonesia (BI).
"Hari ini adalah melakukan dengan Pasar Murah yang mana sebagian anggaran pendapatan belanja kita dibantu dari dana bank Indonesia yang memberi subsidi, sehingga nanti harga yang dibeli masyarakat lebih murah," kata Susmiarto usai pembukaan pasar murah, Kamis (6/3/2025).
Baca Juga: Tempat Hiburan Malam Kabupaten Sleman Wajib Tutup Mulai H-1 Ramadhan 2025
Berbeda dari tahun sebelumnya yang diselenggarakan di setiap kecamatan, kali ini Pasar Murah dilakukan di setiap kelurahan.
"Kalau tahun sebelumnya itu tingkat kecamatan, nah kali ini tingkat kelurahan, di Sleman ada 36 titik/kelurahan. Artinya apa? Biar masyarakat lebih dekat menjangkau Pasar Murah dari masing-masing kediamannya, jadi enggak jauh dari rumah mereka," sambungnya.
Operasi Pasar Murah di Sleman kali ini tersedia 150- 200 paket sembako per kelurahan atau kuota pasar murah yang disiapkan sebanyak 115 ton.
Sekda Sleman saat memantau operasi pasar murah hari ini
Kuota itu untuk enam komoditas, yakni beras medium sebanyak 40,8 ton, beras premium 35 ton, minyak goreng 18.100 liter, gula pasir sebanyak 10 ton, telur ayam 7,2 ton dan daging ayam sebanyak 2,9 ton.
Terkait harga pangan dalam operasi pasar tersebut, Pemkab Sleman melakukan subsidi selisih harganya sekitar Rp2 ribu rupiah.
"Selisih harga itu subsidi ya. Kita mensubsidi Rp 2000. Pemerintah daerah menyelenggarakan ditingkat kelurahan ini agar menjual dengan harga yang murah. Apalagi memang untuk menghadapi Ramadan dan Idul Fitri setiap tahunnya kebutuhan masyarakat meningkat," jelasnya.
Susmiarto juga menghimbau agar masyarakat Sleman lebih bijak dalam berbelanja serta melarang pedagang menimbun bahan pangan pokok.
"Tolong kalau belanja itu yang secukupnya atau belanja yang dibutuhkan saja, kenapa ? Kalau tidak seperti itu tapi harganya bisa naik dengan begitu akhirnya jadi borong. Nanti barangnya jadi langka dan akhirnya pedagang naikan harga," tegasnya.
Sementara itu, Pemkab Sleman terus berupaya menjaga ketersediaan bahan pangan pokok serta menstabilkan harga.
"Kita berusaha jaga stok pangan dengan dukungan semua pihak untuk memantau semua kebutuhan pangan produksinya. Maka dari itu semua pihak itu selalu menjaga jangan sampai ada penimbunan gitu. Kepada Bulog jangan sampai terjadi penimbunan. Serta pedagang jangan sampai juga menimbun. Ini upaya menstabilkan harga selama Ramadan," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sekda Sleman bersama perwakilan jajaran OPD membagikan sejumlah bingkisan sembako ke beberapa warga sekitar.
Masyarakat yang bisa mengakses Pasar Murah ini adalah mereka yang ber-KTP atau berdomisili di Sleman. Masyarakat cukup menunjukkan identitas, dan nantinya membayar melalui tunai atau Qris.
Baca Juga: Pemkab Sleman Bakal Sidak ke Restoran Besok: Pakai Gas 'Melon' Akan Ditarik
Nufirma saat membeli bahan pangan di pasar murah Sleman
Sementara itu, Nufirma (45) salah seorang warga Temon, Pandowoharjo mengapresiasi adanya Pasar Murah ini.
"Menurut saya sangat membantu kebutuhan ekonomi saya. Sekarang bahan pokok semuanya mahal-mahal. Saya sangat senang dengan adanya pasar murah ini. Saya tahu pasar ini dari grup padukuhan," ucapnya.
Nufirma mengaku membeli tiga jenis bahan pokok dengan total Rp62.000.
"Ini tadi saya ambil tiga macam (gula, minyak, terigu) habis sekitar Rp62.000. Kalau normal bisa habisin uang lebih banyak. Di sini harganya sangat di bawah pasar, sangat murah. Selisihnya cuma Rp2.000 - Rp3.000. Pokoknya terbantu," katanya.
Warga lainnya, Yulika Fitri (43) turut mengapresiasi gelaran Pasar Murah tersebut. Berbeda dengan Nufirma yang membeki gula dan terigu, Yulika membeli beragam jenis cabai, salah satunya cabai rawit.
"Yang cabai ini seperempat Rp7.000, ini seperempat Rp15.000," katanya.
Senada dengan warga lainnya, perbedaan harga di lokasi Pasar Murah itu sangat membantu.
"Perbedaanya sekitar Rp30.000 per kilonya. Sudah sekitar lima hari yang lalu (naiknya). Sebelum naik ya Rp50.000 - Rp60.000. Kemarin saya beli sudah Rp90.000," ucapnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung