Ilustrasi tersambar petir (Pixabay).
Untuk hidup sehari-hari, kata Sudarmanto, remaja umur 14 tahun itu memang mendapat uang kiriman dari orang tuanya.
"Tapi mungkin kurang cukup, jadi dia memang cari makan sendiri. Itupun juga untuk membantu neneknya," ujarnya.
"Untuk sekolah dia tidak lanjut, karena teman-temannya diterima di sekolah negeri. Dia setahu kami di MTS, tapi tidak lanjut atau putus sekolah," sambungnya.
Terkait kejadian tersambar petir, kata Sudarmanto, ia pun membenarkan kejadian tersebut.
"Karena saat itu memang sudah agak reda tinggal hujan gerimis saja. Tapi saat itu, juga terdengar bledek (petir) cukup keras beberapa kali. Kemudian diketahui orang yang bekerja sebagai mandor, diteruskan informasinya ke petugas keamanan pabrik itu, bilang ada orang tergeletak. Ternyata ya korban itu yang tersambar petir," tandasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung