Presiden terpilih itu mengatakan dia akan mengembalikan program untuk membuat puluhan ribu migran pencari suaka menunggu sidang mereka di Meksiko, mengembalikan larangan perjalanan yang kontroversial ke negara-negara mayoritas Muslim, dan mengakhiri kewarganegaraan berdasarkan kelahiran bagi anak-anak kelahiran AS dari sejumlah non-warga negara.
Kelompok pembela hak-hak imigran kini tengah bersiap menghadapi tindakan keras yang dijanjikan oleh pemerintahan yang baru.
Baca Juga: Mengenal Sosok Wali Kota Muslim AS Abdullah Hammoud, Lahir dari Imigran Lebanon
Beberapa media AS melaporkan sebagian orang ada yang memilih untuk deportasi mandiri, karena tidak mau Trump memindahkan mereka secara paksa.
Sementara itu, ribuan orang berkumpul di Washington DC pada hari Sabtu, untuk memprotes pelantikan Trump.
Para aktivis hak-hak perempuan, keadilan rasial dan kelompok-kelompok lainnya, berunjuk rasa menentang kebijakan yang mereka anggap mengancam hak-hak konstitusional mereka selama masa jabatan kedua Partai Republik tersebut.
Beberapa orang di antara kerumunan mengenakan topi merah muda yang menandai protes yang jauh lebih besar terhadap pelantikan pertama Trump pada tahun 2017.
Mereka berjalan melalui pusat kota di tengah hujan ringan, melewati Gedung Putih, dan menuju Lincoln Memorial di sepanjang National Mall untuk People's March.
Protes terhadap pelantikan Trump kali ini lebih kecil, sebagian karena gerakan hak-hak perempuan AS tampaknya lebih terpecah setelah Trump mengalahkan Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris pada bulan November.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Aljazeera