Ilustrasi cuaca panas (iStock)
INDOZONE.ID - Apakah kamu merasa bahwa beberapa hari terakhir ini sangat gerah? Sensasi panas yang luar biasa ini ternyata bukan tanpa sebab.
Gelombang panas ekstrem telah melanda sebagian besar wilayah Indonesia, yang menyebabkan suhu udara menjadi terasa tinggi.
Apa penyebabnya? Jawabannya terletak pada fenomena alam yang disebut siklon tropis. Siklon tropis yang terbentuk di ultra ekuator telah membawa dampak signifikan pada pola cuaca di Indonesia.
Angina kencang dan tekanan udara rendah yang dihasilkan oleh siklon ini, mendorong udara panas dan lembab naik ke atmosfer, sehingga permukaan bumi terasa sangat panas.
Baca Juga: Cuaca Panas Mengepung Yogyakarta, Warga Keluhkan Suhu Tinggi
“Peningkatan suhu ekstrem yang kita alami beberapa hari ini memang sangat signifikan. Namun, seiring dengan melemahkan kekuatan siklon tropis, kondisi cuaca di Indonesia secara perlahan akan kembali normal," dilansir dari infomitigasi.com
Kondisi ini tentu saja menimbulkan berbagai masalah. Penggunaan listrik melonjak drastis karena banyak orang yang menyalakan pendingin ruangan untuk meredakan panas. Beberapa daerah bahkan mengalami kekeringan akibat curah hujan yang minim.
Gelombang panas juga berdampak pada kesehatan manusia, seperti dehidrasi, heat stroke, dan gangguan pernapasan yang sering muncul saat cuaca ekstrim. Selain itu, sektor pertanian dan pariwisata pun turut terdampak.
Petani mengalami kesulitan dalam mengelola lahan pertanian akibat suhu yang tinggi dan ketersediaan air yang terbatas. Sementara itu, sektor pariwisata mengalami penurunan kunjungan akibat cuaca yang tidak bersahabat.
Baca Juga: India Dilanda Gelombang Panas Ekstrem, Suhu Terik Capai 52,9 Derajat Celcius Hingga Tewas 77 Orang
Meningkatnya frekuensi dan intensitas gelombang panas di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perubahan iklim global. Pemanasan global disebabkan oleh pelepasan gas efek rumah kaca telah menyebabkan suhu rata-rata bumi meningkat. Sehingga fenomena cuaca ekstrem ini sering terjadi.
Meskipun gelombang panas diperkirakan akan mereda, rasa waspada dan proaktif dalam menghadapi perubahan iklim perlu diutamakan.
Dengan beberapa upaya mitigasi berikut:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Infomitigasi.com