Presiden Joko Widodo (Jokowi).
INDOZONE.ID - Beberapa hari lalu, Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang Ferdinandus Hindarto, mengaku telah dihubungi oleh seseorang yang mengaku merupakan anggota Polrestabes Semarang, untuk membuat video testimoni tentang kinerja apik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selain itu, oknum polisi tersebut juga memintanya untuk menyampaikan pesan damai pada Pemilu 2024.
Hindarto bilang, oknum polisi tersebut mulai menghubunginya sejak Jumat (2/2) hingga Selasa (6/2). Namun, karena tidak sesuai dengan prinsipnya untuk menjalankan demokrasi yang baik, dia menolak permintaan tersebut.
“Beliau menyatakan dari polrestabes (Semarang). Terus saya bilang, ‘ada apa?’ karena saya lagi ada pertemuan. Lalu beliau meminta pernyataan itu, video. Kemudian saya katakan, ‘mohon maaf kami memiliki untuk tidak membuat video itu’,” katanya, dikutip akun Instagram @frix.id, dikutip Minggu (11/2).
Kemudian, pada Sabtu (3/2), Hindarto kembali dihubungi lagi melalui pesan WhatsApp, dengan oknum polisi tersebut menyertakan contoh video dari rektor universitas-universitas lain yang telah memberikan testimoni positif mereka.
Baca Juga: Mahasiswa hingga Guru Besar Trisakti Gelar Aksi, Minta Presiden Jokowi Kembali ke Jalur Reformasi 1998
Beberapa di antaranya ada rektor Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Negeri Semarang (UNNES), dan perguruan tinggi swasta (PTS) lainnya di Semarang.
Jawaban Hindarto tetap sama, yakni untuk tidak membuat video testimoni apapun. Setelah kembali mendapatkan penolakan, oknum polisi tersebut tidak lagi meminta Hindarto untuk membuat video melainkan hanya dengan pernyataan.
“Saya katakan, tidak. Karena kami memilih sikap itu, Jadi, intinya bukan kami membenci, tidak. Kalau hal baik, kami akan katakan baik. Tapi kalau tidak pas, ya akan kami katakan tidak pas. Dan mari kembali ke prinsip-prinsip demokrasi dan konstitusi,” tegasnya.
Selain Hindarto, rektor lain yang mengaku telah dimintai untuk membuat video testimoni positif adalah Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Mudzakir Ali. Dia bilang, seorang oknum polisi memintanya untuk membuat testimoni positif tentang pemerintahan Jokowi dan dukungan kepada Presiden.
Baca Juga: Mahfud MD Ungkap Ada Rektor yang Ditekan dan Dipaksa Dukung Jokowi
“Saya diharapkan membuat video untu Jokowi, tapi saya tidak mau. Kami memilih untuk membuat video ajakan Pemilu damai saja, dengan bahasa saya sendiri,” katanya.
Menurut Mudzakir, untuk ajakan Pemilu damai masih dapat diterimanya, karena memang Pemilihan Presiden (Pilpres) yang bakal dilaksanakan pada 14 Februari nanti diharapkan dapat berjalan dengan damai.
Namun, perihal testimoni positif dengan naskah yang sudah disiapkan oleh pihak tertentu, menurutnya adalah suatu yang tidak benar.
“Kalau kemudian harus didekte, suruh baca si A, B, C itu tidak benar. Makanya, setelah video saya kirimkan dan tidak di-upload, tidak apa-apa,” katanya.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram/@frix.id