Gunung Marapi menyemburkan material vulkanik saat erupsi di Nagari Lasi, Agam, Sumatera Barat.
INDOZONE.ID - Gunung Marapi tiba-tiba meletus pada Minggu (3/12/2023) sekitar pukul 14.53 WIB. Kepala Kantor SAR Kota Padang, Sumatera Barat Abdul Malik menuturkan, dalam pencarian korban hingga Senin (4/12/2023) pukul 07.00 WIB, pihaknya menemukan tiga orang pendaki dalam keadaan selamat dan 11 orang telah meninggal dunia karena erupsi Marapi.
Dengan data dari tim gabungan, terdapat 75 orang yang berada di Gunung Marapi, dengan 49 di antaranya berhasil dievakuasi dengan selamat. Sedangkan 12 orang masih berstatus hilang.
"Saat ini tim kami masih dalam proses evakuasi dari puncak Gunung Marapi ke bawah," katanya.
Letusan gunung Marapi dinilai sebagai erupsi yang tiba-tiba saja terjadi, karena tidak mengeluarkan tanda-tanda sebelumnya, seperti gempa bumi atau hujan abu. Karena itu, masih banyak orang yang mendaki Gunung Marapi.
Berikut merupakan beberapa fakta soal Marapi, gunung berapi paling aktif di Sumatera:
Gunung berapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat ini mendapat predikat sebagai gunung api paling aktif di Sumatera.
Sejak abad ke-18, gunung berapi yang memiliki titik tertinggi 2.891 mdpl (meter di atas permukaan laut) ini telah meletus lebih dari 50 kali.
Baca Juga: 26 Pendaki Belum Turun dari Gunung Marapi, Ini Daftar Namanya
Erupsi dengan skala terbesar terjadi pada 8 September 1830. Pada saat itu, Gunung Marapi mengalami erupsi dan mengeluarkan awan yang berbentuk kembang kol berwarna abu-abu kehitaman, dengan ketebalan 1.500 m di atas kawah dan disertai dengan suara gemuruh.
Kemudian, pada 30 April 1979, erupsi memakan 60 korban jiwa.
Selanjutnya, pada akhir 2011, Gunung Marapi mengalami erupsi dengan menyemburkan abu dan awan hitam.
Selain itu, pada 26 Februari 2014, Gunung Marapi kembali meletus dengan memuntahkan beberapa material hingga ke Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), erupsi kali ini disertai dengan adanya aliran piroklasik ke arah utara, dengan jarak luncur tiga kilometer.
Gejala peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Marapi telah terlihat sejak Januari 2023. Karenanya, status di level II (Waspada) telah ditetapkan sejak saat itu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators