Kategori Berita
Media Network
Minggu, 30 JULI 2023 • 11:56 WIB

Marak Begal di Wilayahnya, Polda Sumut Lakukan 'Criminal Profiling' Pelaku Kejahatan Jalanan

Tim Psikologi Polda Sumatera Utara saat melakukan 'criminal profiling' terhadap pelaku kejahatan jalanan di Mapolrestabes Medan.

INDOZONE.ID - Tim Psikologi Polda Sumatera Utara melakukan criminal profiling terhadap tiga pelaku kejahatan jalanan dan pencurian dengan kekerasan di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara.

Tiga pelaku yakni, TA (18), RS (16), JY (16). Ketiganya diprofiling langsung oleh AKP Zulhafni Kasubbag Psipol Bag Psikologi Ro SDM Polda Sumut dibantu Ipda Halim Perdana Kusuma, (Psikolog Kepolisian Tk II Ro SDM Polda Sumut) dan Aipda Dian Juliana Wardayani.

"Berdasarkan profiling yang dilakukan Tim Pisikologi Polda Sumut ini, diketahui dari segi usia ketiganya masih tergolong muda dan labil," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, dalam keterangan diterima, Sabtu (29/7/2023).

Hadi menyebutkan mereka semua tergolong remaja dimana profil kepribadian masih belum terbentuk secara permanen dan mudah untuk berubah–ubah.

Kegiatan criminal profiling akan terus dilakukan kepada siapapun para pelaku kejahatan dengan tujuan untuk menyediakan data terkait pemeriksaan sosial dan psikologis perilaku dan memberikan saran terkait strategi yang harus dilakukan.

Baca Juga: Kasus Penghinaan Ayu Ting Ting, Polda Metro Masih Profiling Pemilik Akun Medsos

"Criminal profIling juga dapat digunakan masyarakat untuk mengetahui ciri-ciri dan karakteristik pelaku kriminal sehingga dapat mewaspadai orang-orang dengan ciri yang sama untuk memperkecil risiko terjadinya kasus kriminal yang serupa," kata Kabid Humas Polda Sumut dikutip dari Antara.

Ketua Tim Psikologi Polda Sumut AKP Zulhafni, mengatakan bahwa ketiga pelaku yang dilakukan profiling pada usia saat ini sedang membutuhkan eksistensi, ingin diakui keberadaan nya oleh lingkungan.

Namun, keinginan untuk pengakuan eksistensi terhadap dirinya pada jalur menyimpang. Ada rasa kebanggaan terhadap statusnya sebagai begal atau kejahatan jalanan.

"Hal ini membuat mereka merasa lebih dari orang lain, tidak ada yang ditakuti, sehingga ketika dihadapkan pada permasalahan dengan orang lain rasa egonya muncul," ucapnya.

​​​​​​​Zulhafni menjelaskan apalagi pelaku merasa superior dan menjadikan perilaku mereka muncul secara spontan tanpa dipertimbangkan akibatnya terlebih dahulu bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya.

Baca Juga: Waspada! Ini Prediksi Jam-jam Rawan Kejahatan Selama Ramadan Versi Polisi

Kesimpulan dari hasil pemeriksaan secara pisikologis, peristiwa pencurian dengan kekerasan secara begal ini terjadi karena mereka ingin menunjukkan eksistensinya.

"Namun tanpa disertai pertimbangan yang matang dan dampak yang ditimbulkan karena sikap kedewasaan yang belum terbentuk secara penuh," katanya.

Menurut dia, kendali emosi yang masih labil memicu dorongan amarah pada para remaja ini untuk dilampiaskan terhadap korban. Kejadian pembegalan yang terjadi sebagai akibat dari kurangnya kedewasaan/penerimaan dan pengolahan informasi secara mendalam yang disebabkan oleh adanya rasa satu kesatuan yang tidak diimbangi dengan kedewasaan bertindak dan berpikir.

Atas pemeriksaan itu, diperlukan adanya kegiatan intervensi psikologis secara intens untuk mengetahui motif dan latar belakang kejadian secara mendalam dan mengetahui kondisi psikologis para remaja ini yang terlibat secara lebih mendalam.

"Tujuannya untuk bahan evaluasi kepribadian yang bersangkutan dan sebagai tindak lanjutnya diberikan pembinaan psikologis (konseling dan rehabilitasi) serta perhatian dan dukungan keluarga,"kata Zulhafni.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Antara

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Marak Begal di Wilayahnya, Polda Sumut Lakukan 'Criminal Profiling' Pelaku Kejahatan Jalanan

Link berhasil disalin!