BREAKING NEWS
|
MINGGU, 15/06/2025
|
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose mengatakan, peredaran gelap narkotika di Indonesia mengalami peningkatan setelah masa pandemi Covid-19. Selain jumlahnya, jenis dan modus operandi penyelundupan narkoba juga semakin beragam.
"Kita tahu bersama bahwa pada waktu Covid-19, boleh dikatakan hampir zero atau sangat sedikit pengiriman lewat pesawat, karena jumlah penerbangan yang sangat sedikit. Ini sudah mulai masuk di era endemik seperti sekarang ini," kata Golose di Lapangan Tembak Polda Bali, Tohpati, Denpasar, Bali, Jumat (23/6/2023).
Baca Juga: Miris! Sampel Urine 30 Persen Pelajar SMP Tulungagung Mengandung Zat Adiktif
Pernyataan Golose disampaikan saat memusnahkan barang bukti narkoba hasil sitaan BNN RI sejak Mei hingga Juni 2023.
Menurutnya, peningkatan angka peredaran narkotika di Indonesia dapat dilihat dari data pengungkapan kasus narkoba yang dilakukan BNN. Dia menyebut beberapa kasus yang berhasil diungkap oleh BNN RI, di antaranya pada 4 Mei 2023, BNN RI menyita 9.007 gram sabu.
Baca Juga: Tangkap Bandar Narkoba, Polisi Sita Tembakau Sintetis Senilai Rp1,9 Miliar
Petugas juga menyita 268,4 gram sabu dari tersangka S di daerah Bangkalan, Madura. Lalu pada 9 Mei 2023, BNN mengungkap peredaran narkotika jenis heroin dengan berat 1.114 gram. Barang haram itu disembunyikan dalam rajutan karpet yang dikirim dari Karachi, Pakistan, melalui jasa kiriman ekspedisi.
"Kalau kita lihat di dalam karpet. Jadi, teknologinya sudah lain lagi. Mereka memasukkan narkotika heroin dan kalau kita lihat dalam waktu Covid-19 itu kita jarang. Boleh dikatakan tidak ada masuk heroin ke Indonesia," kata Golose.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber:
News 
Arena 
Z Campus 
Hiling 
Ekobiz 
Otogaz 
Tekingame 
Spotlight 
Lifestyle 
Fadami 
