Pembunuhan lumba-lumba. (Twitter/@seashepherd)
Pembunuhan lumba-lumba di kepulauan Faroe mendapatkan sorotan bagi banyak orang, pasalnya lebih dari 1.400 mamalia dibunuh.
Pemburuan ini terjadi pada 12 September di teluk Skalafjorour di tengah kelompok pulau. Lumba-lumba yang penuh dengan darah tak terhitung jumlahnya ditumpuk untuk dikirim ke sekitar daerah tersebut.
Dilansir BBC, rekaman perburuan menunjukkan lumba-lumba meronta-ronta di perairan yang memerah karena darah.
Perburuan mamalia laut terutama paus adalah tradisi yang telah dipraktikkan selama ratusan tahun di Kepulauan Faroe yang terpencil.
On Sunday night a super-pod of 1428 Atlantic White-Sided Dolphins was driven for many hours and for around 45 km by speed boats and jet-skis into the shallow water at Skálabotnur beach in the Danish Faroe Islands, where every single one of them was killed. https://t.co/uo2fAPhCDq
— Sea Shepherd (@seashepherd) September 14, 2021
Pemerintah Faroese mengatakan rata-rata sekitar 600 paus pilot ditangkap setiap tahun. Lumba-lumba sisi putih ditangkap dalam jumlah yang lebih rendah, seperti 35 pada tahun 2020 dan 10 pada tahun 2019.
Baca juga: Orca Tawanan Terakhir Kanada yang Bertahan Ini Dijuluki 'Paus Paling Kesepian di Dunia'
Pendukung mengatakan perburuan paus adalah cara berkelanjutan untuk mengumpulkan makanan dari alam dan bagian penting dari identitas budaya mereka.
Namun aktivitas hak-hak binatang sudah lama tidak setujuh dengan cara tersebut, karena dianggap pembantaian kejam.
Pembunuhan lumba-lumba di pantai Skalabotnur telah mengejutkan banyak penduduk setempat dan bahkan menuai kritik dari kelompok-kelompok yang terlibat dalam praktik tersebut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: