Ilustrasi penetapan protokol kesehatan. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo).
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar mengerahkan seluruh tokoh agama untuk menyebarkan pesan-pesan terkait protokol kesehatan (prokes). Sebab, IDI menilai ucapan dari para tokoh agama banyak yang didengar oleh masyarakat di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Ketua PB IDI Daeng M Faqih dalam sebuah diskusi yang disiarkan melalui radio. Faqih menyebut MUI bisa berbicara ke seluruh tokoh agama dan menginbau mereka untuk menyuarakan prokes agar masyarakat bisa semakin tertib.
"Mohon untuk MUI mengumpulkan seluruh pimpinan agama, mengerahkan tokoh-tokoh ini, menggerakkan masyarakat keseluruhan itu sulit tapi bisa melalui tokoh-tokohnya. Mungkin menggerakkan tokoh untuk ingatkan masyarakat ini penting," kata Faqih, Sabtu (26/6/2021).
"MUI mungkin bisa bicara ke NU, Muhammadiyah, Persis saya kira ini perlu dilakukan supaya seluruh pimpinan itu sampai tingkat bawah menyuarakan prokes harus dijalankan," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Peduli Covid-19 MUI Ikhsan Abdullah sependapat dengan IDI. Ikhsan mengamini jika peran tokoh agama sangat besar dalam hal pemberian edukasi kepada masyarakat.
"Memang peran tokoh agama luar biasa untuk jadi tauladan umatnya. Sebenarnya tokoh masyarakat, agama bersatu menyampaikan bahaya Covid ini sejak dari awal sudah selesai, tapi ini hulu dan hilir harus di satu padukan terlebih dahulu," kata Ikhsan.
Baca Juga: Miris! Sejoli di Maros yang Mesum Lalu Curi Kotak Amal Dalam Masjid, Sempat Salat & Ngaji
Lebih jauh Ikhsan menyebut seluruh tempat beribadah bisa digunakan untuk menyampaikan mengenai Covid-19 termasuk prokes dan bisa untuk menangkal hoaks mengenai pandemi ini. Namun, pelaksanaanya disebutnya harus tetap mematuhi prokes.
"Tempat ibadah harus dijadikan sentra kegiatan agama, dibatasi dengan prokes untuk menyampaikan sosialiasai, edukasi. Nanti jamaah ini akan sampaikan ke yang lain fsn terus menerus," kata Ikhsan.
"Kalau ini terjadi, kita punya hampir 600 juta masjid, mushola, belum lagi pura digunakan, wihara, klenteng dan sebagainya. Jadi saya kira jangan diabaikan tokoh-tokoh kita dsn untuk masyarakst tolong nurut ke tokoh-tokoh kita," pungkas Ikhsan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: