Cholil Nafis. (Twitter/@cholilnafis)
Pernyataan Ketua MUI Cholil Nafis soal SKB Tiga Menteri tengah menjadi sorotan publik. Dalam pernyataannya, Cholil juga mengatakan bahwa siswa perlu dipaksa untuk melakukan hal yang baik sesuai dengan perintah agama.
"Klo pendidikan tak boleh melarang dan tak boleh mewajibkan soal pakaian atribut keagamaan ini tak lagi mencerminkan pendidikan. Memang usia sekolah itu perlu dipaksa melakukan yg baik dr perintah agama krn utk pembiasaan pelajar. Jd SKB 3 Menteri itu ditinjau kembali atau dicabut," ujar Cholil melalui akun Twitter-nya, Kamis (4/2/2021).
Cuitannya pun kemudian menuai pro dan kontra di kalangan netizen. Banyak yang sependapat dengan Cholil bahwa untuk sesuatu yang baik memang harus dipaksakan. Namun, tak sedikit pula yang berpendapat bahwa soal pemakaian jilbab seharusnya tidak dipaksa tapi diarahkan atau diberi pengertian dengan baik.
Baca juga: Ketua MUI Cholil Nafis Minta SKB 3 Menteri Tentang Seragam Beratribut Agama Dicabut
Namun, seorang netizen justru menilai bahwa Cholil adalah orang yang intoleran.
"Jadi bapak mendukung siswi Non-Muslim dipaksa diwajibkan pakai jilbab? Jadi bapak intoleran?" kata netizen tersebut.
Cholil kemudian menegaskan bahwa ia hanya setuju siswi muslimah dipaksa pakai jilbab. Sementara itu, untuk ajaran agama lain kembali pada ajaran agamanya masing-masing.
"Saya setuju siswi muslimah dipaksa berjilbab, soal non muslim kembali pada ajaran agamanya. Alaaahhhh dikit2 intoleran," balas Cholil.
Cholil juga menjelaskan bahwa guru agama Islam mewajibkan siswinya berjilbab itu karena ketaatan bukan pemakasaan kepada orang lain.
"Klo gurus agama Islam mewajibankan berjilbab kpd siswi muslimah itu keta’atan bukan memaksakan kpd orang lain. Itu yg kurang dari SKB yg hanya melarang utuk mewajibkan atau melarang atribut keagamaan di sekolah," ujarnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: