Ilustrasi uang rupiah. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Dalam 16 tahun berturut-turut, rupiah selalu melemah pada setiap bulan Agustus. Hal itu menjadi pertanyaan lantaran seharusnya bulan Agustus yang merupakan bulan Kemerdekaan RI, rupiah justru terapresiasi karena biasanya di bulan yang sama, fundamental perekonomian Indonesia dalam keadaan menguat karena adanya peningkatan konsumsi masyarakat.
Sebagaimana diketahui, meski kondisi saat ini, pukul 12.31 WIB rupiah berada di zona hijau, dengan penguatan 0,74% ke level Rp14.751 per dolar AS, namun jika ditilik ke belakang, rupiah sudah melemah 0,46%, bahkan rupiah sudah melemah 0,70% dalam sebulan terakhir.
PT Bahana Sekuritas dalam risetnya menjelaskan, pelemahan rupiah yang selalu terjadi tiap bulan Agustus selama 16 tahun berturut-turut, karena adanya kenaikan musiman permintaan dolar untuk penukaran atau pembayaran utang luar negeri.
"Dan tahun ini tidak terkecuali. Bulan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah 1,67% di perdagangan Selasa, pada level Rp 14.845 per dolar AS," tulis Bahana Sekuritas dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/8/2020).
Bahana Sekuritas juga melaporkan, likuiditas di pasar valas sebetulnya dinilai masih cukup, karena sebagian besar telah didorong oleh faktor musiman, bukan karena level pelemahan bersifat fundamental.
Misalnya saja, pelemahan rupiah minggu lalu disebabkan karena adanya peningkatan pembelian dolar oleh kalangan korporasi, sebagai antisipasi volume likuiditas yang rendah selama libur panjang, karena perdagangan pasar keuangan tutup.
Pada saat yang sama, bank mengurangi aktivitasnya dan memberikan kontrak transaksi domestic non deliverable forward (DNDF) jatuh tempo tanpa diputarkan lagi ke pasar perdagangan.
"Sehingga permintaan dolar di pasar spot meningkat. Pengertian kami di sini, Bank Indonesia telah cukup nyaman dengan pergerakan mata uang. Ditunjukkan dengan melonjaknya cadangan devisa (cadev) US$ 135,1 miliar, tertinggi dalam sejarah," demikian tulis Bahana Sekuritas dalam hasil risetnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: