Kategori Berita
Media Network
Selasa, 14 JULI 2020 • 17:33 WIB

Kasus Positif di Pasar Tertinggi, IKAPPI: Banyak Pedagang Tidak Percaya Bahaya Covid-19

Petugas damkar melakukan penyemprotan cairan disinfektan di Pasar Munjul, Jakarta, Sabtu (6/6/2020). (INDOZONE/Febio Hernanto)

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyampaikan bahwa jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) yang terjadi di pasar tradisional terus meningkat. Tercatat, pasar tradisional di DKI Jakarta masih menjadi lokasi paling tinggi penyebaran Covid-19.

"Ada beberapa provinsi baru yang masuknya jumlah kasus cukup tinggi yaitu Papua. DKI masih menjadi provinsi tertinggi disusul Jatim," kata Ketua Bidang Infokom DPP IKAPPI, Reynaldi Sarijowan di Jakarta, Selasa (14/7/2020).

Reynaldi mengungkapkan, IKAPPI mencatat hingga saat ini terdapat sebanyak 1.053 orang positif Covid-19 di pasar tradisional yang tersebar di 190 pasar di Indonesia.

"Ada yang unik pada data terbaru, kami mendapatkan penambahan kasus yang cukup tinggi dalam satu minggu terakhir," tuturnya. 

Dia menerangkan, semakin tingginya kasus positif Covid-19 di pasar tradisional disebabkan banyak masyakarat yang memandang remeh virus mematikan tersebut. Sehingga risiko atau potensi penyebaran kian tinggi.

"Pada kurun waktu Juni 2020 kami lihat bahwa ritme peningkatan teridentifikasi lebih tinggi dibanding bulan bulan sebelumnya," ujarnya.

Menurut dia, pemerintah daerah terutama Pemprov DKI selain gencar melakukan rapid test dan swab test, juga harus memberikan edukasi tentang bahaya virus tersebut. Sebab masih ada yang tidak percaya pada pandemi ini.

"Informasi yang terus kami terima, bahwa ketidakpercayaan publik terhadap bahaya Covid-19 menjadi faktor utama peningkatan Covid-19 di pasar," tambahnya. 

Selain itu, IKAPPI juga meminta agar pedagang pasar dapat terus bekerja sama secara aktif terutama dalam menerapkan prokol kesehatan Covid-19. Reynaldi juga mendorong agar pedagang menggunakan sekat plastik guna menghindari komunikasi langsung antar pedagang dan pembeli, guna mencegah penularan. 

"Ini yang paling efektif dibanding kebijakan ganjil genap atau kebijakan pembatasan jam operasional. Karena justru pembatasan jam operasional dapat meningkatkan penyebaran karena akan ada penumpukan di jam jam tersebut," pungkasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Kasus Positif di Pasar Tertinggi, IKAPPI: Banyak Pedagang Tidak Percaya Bahaya Covid-19

Link berhasil disalin!