Sebelumnya ratusan ternak bebek mati misterius di Desa Pargompulan, Taput, kini giliran ternak ayam masyarakat yang dilaporkan mati mendadak.
Selasa (7/7), ratusan ekor ternak ayam dilaporkan mati mendadak di wilayah Kecamatan Tarutung dan Siatasbarita, Taput. Sebelum mati, ayam-ayam tersebut seperti kehausan, menggigil, dan fesesnya mengapur. Ciri-ciri kematian ini berbeda dari ciri kematian yang ditimbulkan virus newcastle disease penyebab penyakit tetelo atau penyakit peok pada ternak ayam.
"Lebih dari dua ratus ekor ayam dilaporkan mengalami mati mendadak setelah mengalami kondisi seperti kehausan, menggigil, hingga feses yang mengapur. Setelah berselang tiga hari, ternak ayam langsung mati mendadak dengan ciri penyebab kematian yang masih asing," terang Longgos Pandiangan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Taput, seperti dilansir dari Antara, Selasa (7/7).
Menurut Longgos, penyakit tetelo yang menyerang ternak ayam, secara lazim mengakibatkan kondisi jengger jengger berwarna pucat, ayam menjadi lesu, kotoran berwarna kebiruan, dan kepala ayam seperti tengleng. Akan tetapi, hal ini beda, ayam terlihat seperti kehausan, namun saat diberikan air minum, justru mempercepat kematiannya.
Terpisah, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Taput, Rony Hutasoit, mengatakan, pihaknya akan berupaya meneliti penyebab kematian ternak dimaksud.
"Saat musim pancaroba, seperti saat ini, banyak jenis penyakit yang menyerang ternak ayam. Kita belum bisa memastikan penyebabnya sebelum melakukan pembedahan langsung atas ternak yang menjadi korban," ujarnya.
Dia menyarankan, untuk mengetahui penyebab pasti kematian ternak, setiap bangkai ternak ayam mati diminta untuk tidak langsung dibuang, agar bisa diteliti melalui pembedahan.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah ternak mati secara misterius di Taput
Menurut Saut Simanjuntak (47), warga Pargompulon, Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, ialah warga yang ternaknya mati dimangsa makhluk misterius itu. Dua ratusan ternak ayam, dan bebek, serta seekor ternak babi miliknya menjadi mangsa makhluk haus darah, sejak sebulan terakhir.
"Kejadiannya sejak sebulan lebih. Namun, masyarakat luas baru mengetahuinya pada minggu lalu, saat sejumlah ekor bebek, dan ayam, juga seekor ternak babi kembali dimangsa," terang Saut ketika ditemui di lokasi kediamannya, Minggu (21/6).
Saut mengatakan, awalnya hampir setiap hari dalam sebulan terakhir, 1-2 ekor ternaknya menjadi korban pemangsa dengan kondisi ternak mati yang mengalami luka di bagian leher.
Tidak hanya bebek dan ayam, pada Rabu, 17 Juni 2020, sekira pukul 6.30 WIB, seekor ternak babi seberat 25 kg miliknya tak lagi berada di dalam kandang, dan sejumlah ternak ayam dan bebek nampak terbujur kaku dengan luka di bagian leher.
Setelah ditelusuri, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut menyebut bahwa mahluk misterius yang membunuh ternak warga itu adalah binturong, sejenis musang besar.
"Binatang ini termasuk satwa yang dilindungi. Meskipun populasinya makin berkurang, tetapi jenis binatang ini masih ditemukan di wilayah Sumut," terang Kepala Seksi Wilayah 4 BKSDA Sumut, Manigor Lumbantotuan, Minggu sore (28/6/2020).
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: