Sabtu, 23 NOVEMBER 2024 • 19:25 WIB

Internal Pansus Pilkada DPRD Jember Dinilai Tak Transparan, Diduga Untungkan Salah Satu Paslon

Author

Ilustrasi pemilu.

INDOZONE.ID - Kondisi internal Pansus Pilkada DPRD Jember dinilai tidak transparan. Bahkan diduga kondisi tersebut, malah menguntungkan salah satu paslon.

Hal itu diungkapkan sendiri oleh anggota Pansus Pilkada DPRD Jember Candra Ary Fianto, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Gedung Parlemen, Sabtu (23/11/2024).

"Jadi memang di Pansus Pilkada itu ada 12 orang yang terdiri dari partai politik yang ada di DPRD Kabupaten Jember, dan kebetulan secara proporsional, dua orang itu dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. Sedangkan 10 orang (lainnya) dari partai-partai yang berkoalisi untuk mengusung pasangan calon 02," kata Candra.

Dengan kondisi tersebut, menurutnya, progres kerja dari Pansus Pilkada DPRD Jember berjalan dengan baik.

Baca Juga: Debat Terakhir Pilbup Kabupaten Malang Jadi yang Pamungkas dalam Pilkada Serentak

"Namun dengan waktu yang berjalan, juga ada hal-hal yang menurut saya tidak dilakukan secara benar dan baik," katanya.

Diungkapkan oleh Legislator dari PDI Perjuangan ini, ada beberapa poin persoalan yang diadukan ke Pansus Pilkada DPRD Jember. Tapi tidak menjadi perhatian, bahkan malah terkesan dikesampingkan.

"Yang pertama misalnya ketika tanggal 14 November tahun 2024 ada hearing atau RDP oleh Gerakan Relawan Demokrasi, yang saat itu digawangi oleh rekan-rekan muda. Namun saya pribadi tidak memperoleh surat pemberitahuan di grup maupun via WA," ungkapnya.

"Kedua, tentang permintaan kita bahwa netralitas itu tidak hanya menyangkut penyelenggara, namun juga ASN, camat dan para kepala desa. Seminggu kami meminta (RDP) dan sampai hari ini, tindak lanjut tersebut belum dilakukan, dan yang ketiga misalnya kemarin hari Jumat itu, dilaksanakan sidak oleh anggota pansus. Entah kawan-kawan itu mengatasnamakan anggota DPRD ataupun pansus pilkada. Namun sebagai anggota pansus pilkada, saya juga tidak pernah diberitahu atau dihubungi," sambungnya menjelaskan.

Baca Juga: Debat Terakhir Pilbup Kabupaten Malang Jadi yang Pamungkas dalam Pilkada Serentak

Dengan sejumlah catatan itu, Candra pun menilai, adanya Pansus Pilkada DPRD Jember. Malah terkesan memberikan keuntungan sepihak dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024 ini.

"Ini menurut saya sudah melenceng dari apa yang diinginkan dalam proses pembentukan Pansus Pilkada. Menurut saya bahwa ketidaktransparan itu juga berlangsung di pansus," tegasnya.

"Kenapa? Karena rekan-rekan sendiri (dalam) tanda petik adalah pengurus-pengurus partai politik. Petugas-petugas partai, yang dalam tanda petik mereka juga punya kepentingan dan netralitasnya tanda petik, juga itu juga dipertanyakan," imbuhnya.

Dengan persoalan itu, Candra menilai adanya kepentingan yang tidak baik. Bahkan dinilai mencampur adukan persoalan riil dengan, kepentingan pribadi. Atas nama kepentingan partai dalam memenangkan paslon dalam kontestasi Pilkada.

"Saya beri contoh misalnya pernyataan dari Gus Birbik yang menyatakan bahwa terkait isu adanya video Fawait di hari santri yang juga hearing dengan kawan-kawan masyarakat Bela kiai. Menyatakan (saat itu), persoalan itu sudah diselesaikan di internal keluarga. Namun fakta dan kenyataannya itu tersampaikan bahwa Gus Firjaun tidak pernah bertemu dengan Gus Birbik maupun Gus Baiqun," ujarnya.

"Nah itu juga satu bentuk pembelajaran agar Pansus, terutama anggota DPRD Kabupaten Jember bisa menjadi penyejuk bagi semuanya. Nah ketika itu sudah bercampur, maka pasti ada kepentingan-kepentingan yang akan diutamakan," sambungnya.

Dengan itu, Candra mengingatkan terkait tupoksi dan kewajiban sebagai anggota DPRD Jember. Notabene sebagai wakil rakyat, yang harus mengedepankan kepentingan masyarakat khususnya di Jember.

"Namun apapun yang kami lakukan di Pansus Pilkada hari ini, saya pikir semuanya dalam keadaan yang mentah dan ini juga akan berdampak pada sesuatu yang kurang baik di suatu saat nanti," ucapnya.

"Kita harus bisa membagi diri mana itu kita berbicara secara pribadi-pribadi atau kita kapasitasnya sebagai anggota DPRD maupun sebagai anggota Pansus Pilkada. Yang dalam hal ini juga bahwa kita itu sebagai anggota DPRD maupun Pansus. Adalah wakil-wakil dari masyarakat yang telah memilih kita dan juga pada umumnya adalah masyarakat Kabupaten Jember," tandasnya.

Terkait keresahan ini, Ketua Pansus Pilkada DPRD Jember Ardi Pujo Prabowo belum mau dikonfirmasi. Saat dikonfirmasi, legislator dari Gerindra ini mengaku masih ada kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan.


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

Tags