Jubir Capres 02 Sebut Isu Prabowo Subianto Penculik Bagaikan Kaset Rusak: Selalu Diulang Saat Pemilu
INDOZONE.ID - Isu penculikan yang kerap dialamatkan kepada Calon Presiden Prabowo Subianto setiap pemilihan presiden oleh lawan-lawan politiknya bagaikan kaset rusak yang terus diulang-ulang.
Hal itu dikatakan oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil A Simanjuntak saat ngobrol bareng Eddy Wijaya dalam podcast EdshareOn.
“Kasus penculikan ini selalu diulang-ulang setiap pemilu seperti halnya kaset rusak,” ucap Dahnil saat ditemui usai ngobrol bareng Eddy Wijaya di podcast EdshareOn.
“Ini hanya untuk kepentingan elektoral dan untuk men-downgrade Pak Prabowo," sambungnya.
Dahnil mengatakan jika terkait peristiwa kelam pada tahun 1998 lalu, Prabowo Subianto sudah mempertanggung jawabkannya. Calon presiden nomor urut 2 itu mengundurkan diri sebagai perwira TNI meski dalam putusan sidang Mahkamah Militer Prabowo dinyatakan tidak terlibat secara langsung.
Baca Juga: Prabowo Tutup Debat Dengan Permintaan Maaf ke Anies-Ganjar, Kiky Saputri: Terima Kasih Sudah Gentle
Prabowo Subianto diberhentikan karena dirinya bertanggung jawab terhadap pasukan yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.
“Inilah yang saya sebut sebagai loyalitasnya beliau. Kadang yang bukan tanggung jawab beliau secara langsung, tapi beliau mau mengembannya demi menjaga kepentingan bangsa dan negara,” ujar Dahnil.
Dahnil kembali mengatakan bahwa sikap dari Prabowo Subianto tersebut akhirnya membuat pihak-pihak yang dulu berhadapan dengannya kini menjadi teman dekat. Bahkan, mereka bergabung dalam barisan pendukung Prabowo.
“Sebelum Pak Budiman Sudjatmiko (eks politikus PDIP), a da banyak aktivis yang kemudian mendukung Pak Prabowo seperti Pius Lustrilanang, almarhum Desmond Junaidi Mahesa dan Haryanto Taslam,” ucap Dahnil.
Baca Juga: Debat Terakhir, Prabowo Janji akan Tambah Fakultas Kedokteran dan Naikkan Gaji Guru Honorer
Dahnil A Simanjuntak menyebut jika sikap para aktivis tersebut menderita sindrom stockholm. Dahnil menambahkan sikap para aktivis merupakan upaya mereka menemukan kebenaran peristiwa tahun 1998.
“Pertama, mereka mengetahui bahwa Pak Prabowo tidak bersalah. Kedua, mereka melihat ada nilai ksatria dan patriotisme dari Pak Prabowo, dan ketiga, ada nilai-nilai kemanusiaan,” kata Dahnil.
"Ini ibarat pepatah Jawa yaitu becik ketitik ala ketara artinya pada saatnya yang benar akan terbuka dan yang salah akhirnya terlihat," pungkas Dahnil A Simanjuntak.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung