Minggu, 02 MARET 2025 • 13:31 WIB

Zelensky Diusir Usai Debat dengan Trump, Disambut Hangat Inggris

Author

Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih di Washington, D.C.

INDOZONE.ID - Situasi politik global semakin memanas setelah pertemuan kontroversial antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, AS.

Diskusi yang awalnya dijadwalkan untuk membahas kerja sama ekonomi berubah menjadi debat sengit mengenai perang Rusia-Ukraina.

Trump awalnya membujuk Zelensky untuk mengakhiri perang di Ukraina. Namun, tawaran itu ditolak keras oleh sang tamu.

Zelensky justru meminta AS berpihak pada mereka, karena menganggap Rusia dalam di balik perang di negaranya.

Berikut ringkasan perdebatan Trump dan Zelensky

1. Trump vs. Zelensky

Dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Oval, Trump secara terbuka mengkritik Zelensky.

Dia menuding Zelensky bertindak berlebihan dalam konflik dengan Rusia. 

Ia menegaskan keinginannya untuk segera mengakhiri perang dan menolak keterlibatan AS yang lebih dalam.

"Dari sudut pandangnya, ia terlalu berlebihan. Kami menginginkan perdamaian. Kami tidak mencari seseorang yang akan merekrut kekuatan yang kuat dan kemudian tidak berdamai karena mereka merasa berani," kata Trump.

Zelensky tidak tinggal diam. Dia berusaha menjelaskan bahwa perang ini bukan hanya tentang Ukraina, tetapi juga tentang stabilitas global. 

Namun, nada perdebatan semakin panas hingga akhirnya pertemuan tersebut berakhir tanpa kesepakatan.

2. Zelensky Tinggalkan Gedung Putih

Akibat perdebatan tersebut, agenda awal yang mencakup penandatanganan kesepakatan mineral strategis serta konferensi pers bersama pun dibatalkan.

Zelensky meninggalkan Gedung Putih tanpa memberikan komentar panjang.

Namun, dalam wawancara dengan Fox News, ia menegaskan bahwa tidak ada yang perlu disesali.

"Saya pikir kita harus sangat terbuka dan jujur. Dan saya tidak yakin bahwa kami telah melakukan sesuatu yang buruk," ucapnya.

3. Trump Desak Gencatan Senjata, Zelensky Tegas Menolak

Trump menganggap Zelensky terlalu fokus pada perlawanan dan tidak mempertimbangkan solusi damai.

Ia bahkan menyebut bahwa tanpa dukungan AS, Ukraina tidak akan mampu bertahan.

"Kita akan mengakhiri perang atau membiarkannya bertempur. Dan jika dia bertempur, hasilnya tidak akan bagus karena tanpa kita (AS), dia tidak akan menang," ujar Trump.

Di sisi lain, Zelensky menolak gagasan gencatan senjata tanpa adanya jaminan keamanan yang konkret.

"Kami menginginkan perdamaian yang adil dan abadi. Itu benar. Kami menginginkan jaminan keamanan," tegasnya.

4. Rusia: Ejek Zelensky

Tak lama setelah pertemuan ini, Rusia langsung memberikan tanggapan tajam.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyebut kunjungan Zelensky ke AS sebagai kegagalan politik dan diplomatik.

"Dalam kondisi politik saat ini, yang memburuk bagi rezim Kiev, dia tidak dapat menunjukkan rasa tanggung jawab dan karena itu terobsesi untuk melanjutkan perang dan menolak perdamaian," ujar Zakharova.

5. Dukungan Inggris

Meski mendapat tekanan dari Trump dan kritik dari Rusia, Zelensky justru mendapat sambutan hangat saat tiba di Inggris.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menegaskan dukungan penuh negaranya terhadap Ukraina.

"Anda mendapat dukungan penuh dari seluruh Inggris Raya, dan kami akan terus bersama anda dan Ukraina sampai kapanpun," kata Starmer.

Zelensky dijadwalkan menghadiri KTT terkait Ukraina yang akan dihadiri oleh para pemimpin Eropa.

Pertemuan ini dianggap penting untuk memperkuat aliansi dan mencari solusi jangka panjang atas konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Fox News, Antara