Senin, 04 NOVEMBER 2024 • 08:37 WIB

Israel Selidiki Dugaan Kebocoran Dokumen Rahasia oleh Ajudan Netanyahu

Author

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (REUTERS/Ronen Zvulun)

INDOZONE.ID - Dugaan kebocoran dokumen rahasia terkait operasi Gaza yang melibatkan seorang ajudan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengejutkan dunia politik Israel dan memicu kemarahan keluarga sandera yang ditahan Hamas.

Mereka menuntut agar pemerintah mencapai kesepakatan demi keselamatan anggota keluarga mereka yang ditawan.

Rincian mengenai kasus ini awalnya dirahasiakan, namun kini mulai terungkap setelah sebagian larangan publikasi dicabut oleh pengadilan.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Tipis Karena Ketegangan Iran dan Israel

Keputusan pengadilan memberikan pandangan awal bahwa kebocoran tersebut berpotensi merusak sumber-sumber keamanan dan mengganggu upaya Israel untuk membebaskan para sandera.

Pengadilan Magistrat Rishon Le-Zion pada Minggu (3/11) menyebutkan bahwa "Informasi intelijen yang sangat rahasia telah diambil secara ilegal dari sistem militer Pasukan Pertahanan Israel (IDF)," yang dapat mengakibatkan "kerugian besar bagi keamanan negara serta risiko bagi sumber-sumber informasi."

Netanyahu membantah adanya kesalahan dari pihak stafnya, dan pada Sabtu mengeluarkan pernyataan bahwa ia baru mengetahui kebocoran dokumen tersebut melalui media.

Baca Juga: Serangan Israel di Lebanon Tewaskan 3 Jurnalis yang Sedang Tidur Malam

Empat orang yang terlibat dalam kasus ini, termasuk seorang juru bicara Netanyahu dan tiga anggota dari institusi keamanan, tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

Dokumen yang bocor tersebut dilaporkan telah diterbitkan oleh surat kabar Jerman Bild pada 6 September, menurut laporan dari media Israel Haaretz, yang juga mengajukan permohonan untuk pencabutan larangan publikasi.

Artikel yang dipublikasikan tersebut, dengan klaim sebagai eksklusif, berisi strategi negosiasi Hamas. Hamas merupakan kelompok militan Palestina yang telah berkonflik dengan Israel di Gaza selama lebih dari satu tahun.

Saat itu, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir tengah memediasi pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, dengan agenda termasuk kemungkinan pembebasan sandera di Gaza.

Namun, pembicaraan tersebut buntu, dengan kedua pihak saling menyalahkan. Artikel itu mendukung klaim Netanyahu yang menyalahkan Hamas atas kegagalan negosiasi.

Beberapa hari setelah artikel itu diterbitkan, enam sandera Israel ditemukan tewas di sebuah terowongan Hamas di Gaza selatan, memicu protes besar-besaran di Israel serta kemarahan dari keluarga sandera yang menuduh Netanyahu menghalangi perundingan demi kepentingan politik.

Pada Sabtu, beberapa keluarga sandera mendukung permohonan para jurnalis Israel untuk mencabut larangan publikasi.

"Keluarga ini telah hidup dalam ketidakpastian yang dipenuhi rumor dan informasi yang tidak lengkap," kata pengacara mereka, Dana Pugach.

"Selama setahun terakhir, mereka berharap mendapatkan kabar tentang negosiasi pembebasan sandera. Jika informasi tersebut benar-benar bocor dari sumber militer, maka keluarga-keluarga ini berhak mengetahui setiap detail yang relevan," tambahnya.

Dalam sidang lanjutan pada Minggu, yang melibatkan penyelidikan oleh Shin Bet (badan keamanan domestik Israel), polisi, dan militer, pengadilan memerintahkan salah satu tersangka untuk dibebaskan, sementara tiga lainnya tetap dalam tahanan, menurut Haaretz.

Ketika dimintai tanggapan mengenai penyelidikan ini, pihak Bild menolak mengomentari sumber mereka. Mereka menyatakan bahwa keaslian dokumen yang diterbitkan telah dikonfirmasi oleh IDF (Israel Defence Forces) setelah artikel dirilis.

Konflik di Gaza meletus setelah serangan oleh militan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan 251 orang Israel ditahan sebagai sandera di Gaza, menurut data pemerintah Israel.

Serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 43.000 warga Palestina serta menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Channelnewsasia.com