Minggu, 19 NOVEMBER 2023 • 19:13 WIB

Israel Serang 2 Sekolah di Kamp Pengungsian Jabalia, Ratusan Orang Tewas

Author

Israel menyerang 2 sekolah di kamp pengungsi Palestina.
INDOZONE.ID - Serangan Israel di Palestina semakin gencar dan brutal. Pada Sabtu (18/11/2023) tengah malam waktu setempat, tentara Israel Defence Forces (IDF) melancarkan serangan udara di dua sekolah yang dikelola PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).

Kedua sekolah tersebut adalah sekolah Al-Fakhoora di Kamp pengungsi Jabalia dan di Tal Al-Zaatar di Gaza Utara.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, setidaknya 50 orang tewas dalam serangan di Sekolah Al-Fakhoora. Sedangkan secara total, setidaknya terdapat ratusan korban jiwa dan luka-luka di kedua sekolah tersebut.

"Hampir 200 orang tewas dalam serangan ini dan jumlahnya diperkirakan akan terus bertambah karena masih banyak orang yang tertimbun reruntuhan.  Orang-orang menggunakan sekop dan tangan kosong untuk mencari korban," kata Hani Mahmoud dari Al Jazeera, dikutip Minggu (19/11/2023).

Sekolah Jadi Tempat Mengungsi

Dengan gencarnya serangan Israel, ratusan orang diyakini mencari perlindungan di kedua sekolah tersebut. Nahas, tentara Tel Aviv menjatuhkan serangan udara di Sekolah Al-Fakhoora pada tengah malam dan di sekolah di Tal Al-Zaatar pada sore harinya.

"Serangan Israel terhadap sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum tampaknya sedang menjadi tren saat ini," kata Mahmoud melaporkan dari Khan Younis di Gaza Selatan.

Baca Juga: Joe Biden: Penduduk Israel di Gaza Adalah Kesalahan Besar!

Jurnalis Al-Jazeera lainnya, Tareq Abou Azzoum melaporkan, banyak orang yang mengungsi di Sekolah Al-Fakhoora adalah mereka yang memiliki masalah kesehatan.

Namun, karena serangan ini, kondisi di sekolah yang terletak di kamp pengungsi Jabalia ini sangat mengenaskan. Mayat anak-anak dan perempuan tergeletak di tanah, sedang mereka yang masih selamat berteriak memohon bantuan.

Tuai Kutukan Dunia Internasional

Serangan terhadap dua sekolah ini membuat Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk tindakan Israel dan meminta dibukanya penyelidikan internasional secara terbuka dan independen. Selain itu, Kepala bantuan PBB Martin Griffiths juga mengutuk serangan Israel di sekolah-sekolah dan rumah sakit.

"Tempat perlindungan adalah tempat yang aman.  Sekolah adalah tempat untuk belajar.  Berita tragis mengenai anak-anak, perempuan dan laki-laki yang terbunuh saat berlindung di Sekolah Al-Fakhouri di utara Gaza.  Warga sipil tidak dapat dan tidak seharusnya menanggung hal ini lebih lama lagi," katanya.

Israel menyerang 2 sekolah di kamp pengungsi Palestina.

Pada kesempatan lain, Juru Bicara UNRWA Tamara Alrifai, mengatakan bahwa dia telah melihat rekaman serangan yang terjadi di Jabalia. Sayangnya, dia beum juga bisa melakukan kontak langsung dengan rekan-rekannya yang berada di sana.

"Saya masih menunggu laporan langsung dari rekan-rekan saya di Gaza, tapi apa yang kami lihat adalah salah satu insiden mengerikan ini, di mana warga sipil, orang-orang yang mencari perlindungan di gedung PBB yang dilindungi, harus menanggung akibatnya," katanya.

Warga Palestina Mengungsi ke Selatan

Terlepas dari itu, menurut Alrifai, lebih dari setengah penduduk Gaza terpaksa melakukan 'eksodus' ke selatan, setelah Israel memerintahkan evakuasi untuk melakukan operasi darat di utara Gaza.

Meski begitu, masih banyak orang yang tinggal di wilayah utara dan mengungsi ke sekolah-sekolah yang didirikan oleh UNRWA. Mereka mengharapkan sedikit keamanan di sana gedung-gedung berbendera biru.

Baca Juga: Jilat Ludah Sendiri, Tentara AS Bantu Israel Gempur Palestina

"Namun 70 gedung kami telah dihantam, jadi kami sendiri tidak terlindungi," kata Tamara Alrifai.

Sebelum serangan di Sekolah Al-Fukhoora dan Tal Al-Zaatar, 66 orang dipastikan tewas saat berlindung di fasilitas yang dikelola PBB.

Sampai saat ini, serangan dari Israel masih terus berlanjut, meskipun ada kecaman dari PBB dan pemerintah dunia. Sejauh ini, sejak meletusnya kembali perang antara Israel dan Palestina telah menewaskan lebih dari 12.000 warga Palestina, termasuk 5.000 anak-anak.

Sementara itu, Militer Israel mengklain bahwa sebelumnya mereka telah memberikan peringatan kepada penduduk Jabalia dan warga lainnya melalui unggahan media sosial dalam bahasa Arab untuk pergi dari wilayah itu. Sebab, mereka akan menyerang pasukan Hamas yang ada di sana.

Dengan peringatan ini, Israel tetap kekeh dengan komentar mereka menargetkan militan Hamas dalam serangan-serangan baik di sekolah, rumah sakit, maupun fasilitas publik lainnya, dan tidak menargetkan warga sipil.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Z Creators