Kategori Berita
Media Network
Minggu, 14 JANUARI 2024 • 20:05 WIB

Fakta-fakta Kerusuhan di Papua Nugini, Pemotongan Gaji ASN karena Kesalahan Komputer Berujung Maut

Kerusuhan di Papua Nugini akibat pemotongan gaji ASN yang disebut karena kesalahan komputer.
INDOZONE.ID - Papua Nugini masih diliputi suasana mencekam, akibat kerusuhan dan penjarahan di ibu kota Port Moresby, Kamis (11/1). Kerusuhan ini terjadi sehari setelah para polisi dan pejabat publik melakukan aksi mogok kerja, untuk memprotes pemotongan gaji.

Menurut pemerintah, pemotongan gaji itu terjadi karena kesalahan komputer dan akan dibayarkan sisa dari potongan tersebut pada gaji bulan depan.

Karena kerusuhan ini, Perdana Menteri  James Marape memberhentikan kepala polisi Papua Nugini serta pejabat birokrasi di departemen keuangan dan perbendaharaan.

Selain itu, pemerintah juga akan menyelidiki lebih lanjut penyebab kerusuhan yang diduga terorganisir ini.

"Ada bukti kerusuhan terorganisir yang terjadi. Kita mengamankan demokrasi, kita mengamankan supremasi hukum," kata James, dikutip ABC News, Minggu (14/1).

Baca Juga: Polda Papua Tangkap WN Papua Nugini Pembawa 1 Bal Ganja, 2 Pelaku Melarikan Diri

Berikut beberapa fakta tentang kerusuhan yang terjadi di Port Moresby, Papua Nugini:

1. Kerusuhan Dipicu Pemotongan Gaji Polisi dan Pejabat Publik

Peristiwa kerusuhan ini dimulai pada Rabu (10/1), saat para polisi dan petugas keamanan publik berkumpul di Taman Oval Ungai di Port Moresby untuk memprotes potongan gaji mereka.

Mereka kemudian bergerak ke Gedung Parlemen Nasional dan ketegangan meningkat di jalanan setelah personel keamanan menarik diri.

Dalam pesan video di Facebook pada Rabu malam, Gubernur Port Moresby Powes Parkop memperingatkan tentang eskalasi kekerasan ini dan mengecam para polisi dan petugas keamanan yang ikut turun kejalan untuk berdemo.

Dia menyebut mereka sebagai 'para oportunis' yang memanfaatkan keadaan.

"Kami telah melihat tingkat pertikaian yang belum pernah terjadi sebelumnya di kota kami, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kota dan negara kami," ujar Parkop.

2. Toko Dirampok dan Bangunan Dibakar

Karena protes rusuh, banyak orang yang memanfaatkan keadaan dengan menjarah toko-toko yang ada di pinggir jalan Port Moresby. Tidak hanya itu, para demonstran juga membakar bangunan yang berjajar di Ibu Kota.

Layanan darurat mengatakan 'ketidakstabilan sipil' di Port Moresby telah mempengaruhi operasional kantor-kantor pemerintahan maupun industri.

Karena keadaan yang masih mencekam, manajemen St John Ambulance Papua Nugini dalam pernyataan yang dibagikan di Facebook mengimbau agar para warga menjaga keamanan diri mereka.

"Kami merespons situasi darurat yang mengancam jiwa secepat mungkin dan melakukan segala yang mungkin untuk menjaga keamanan dan keselamatan (staf) pada saat yang sama."

Selain itu, dalam pernyataan pada hari Kamis, Kedutaan Besar AS di Papua Nugini mengatakan, banyak bisnis lokal, termasuk pompa bensin dan toko kelontong telah rusak.

Meski penjarahan di Port Moresby telah berhenti, tekanan di kota itu tetap tinggi dan mengimbau warga mereka yang berada di Papua Nugini untuk tetap berhati-hati.

Pada saat yang sama Kedutaan Besar China di Papua Nugini juga mengeluarkan pemberitahuan, untuk mengingatkan warga China dan organisasi di negara Pasifik tersebut untuk memperkuat tindakan keamanan mereka.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bahkan mengimbau warganya yang menjadi korban kerusuhan untuk meminta bantuan dan dukungan dari pemerintah Papua Nugini.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut Hubungan Indonesia dan Papua Nugini Bukan Sekadar Sahabat: Tapi Saudara Serumpun!

"Komisi Tinggi kami di Port Moresby terus memantau apa yang terjadi di sana, memastikan bahwa warga Australia diperhatikan. Kami terus mendorong ketenangan di saat yang sulit ini," kata Albanese.

3. Sedikitnya 15 Korban Jiwa Jatuh Dalam Kerusuhan

Sedikitnya 15 orang dilaporkan tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Ibu Kota Papua Nugini, Port Moresby, dan di satu kota lainnya. Sementara puluhan orang terluka dalam insiden ini.

CNN Radio New Zealand (RNZ) melaporkan, setidaknya 8 orang tewas di Port Moresby. Sementara Pejabat Superintenden Metropolitan Lae Central Command James Luan mengatakan bahwa empat orang tewas di Lae, ibu kota Provinsi Morobe, kota terbesar kedua di PNG.

4. Dampak Diplomatik dari Kerusuhan di Papua Nugini

Kerusuhan pada hari Kamis tersebut memiliki dampak diplomatik bagi negara kepulauan ini. Beijing menuntut tindakan terhadap pelaku yang merusak bisnis milik warga China.

Perlu diketahui, ada sekitar 20.000 warga China yang tinggal di Papua Nugini dan negara itu juga memiliki hubungan dekat dengan China, sebagai salah satu negara pulau Pasifik pertama yang bergabung dengan proyek Belt and Road.

Menurut pernyataan yang diposting di akun WeChat resmi Kedutaan Besar China di Papua Nugini, Beijing membuat pernyataan serius kepada otoritas pemerintah atas kerusuhan yang terjadi.

China mendesak mereka untuk memastikan keselamatan warganya. Ini sebagai buntut jatuhnya beberapa korban luka yang merupakan warga China.

5. 14 Hari Status Keadaan Darurat

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: ABC News

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Fakta-fakta Kerusuhan di Papua Nugini, Pemotongan Gaji ASN karena Kesalahan Komputer Berujung Maut

Link berhasil disalin!