Selasa, 13 MEI 2025 • 16:02 WIB

Kapal Wisata Pulau Tikus Karam, Korban Meninggal Dunia Bertambah Jadi 8 Orang

Author

Kapal wisata yang membawa 114 penumpang ke Pulau Tikus, Bengkulu, karam diterjang angin kencang.

INDOZONE.ID - Suasana liburan yang awalnya penuh tawa berubah jadi jerit panik. Kapal wisata yang membawa 114 penumpang ke Pulau Tikus, Bengkulu, karam diterjang angin kencang.

Bukan cuma ombak yang mengganas, tapi juga ketegangan dan kepanikan yang ikut menenggelamkan mimpi liburan banyak orang.

Kini, duka pun menyelimuti. Total 8 orang dinyatakan meninggal dunia, termasuk Silvia Alvionita (27), tenaga kesehatan asal Rejang Lebong, yang sempat dirawat selama 24 jam sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Senin, 12 Mei 2025, Malam WIB.

Baca Juga: Remaja Disabilitas Diduga Jadi Korban Pelecehan Oknum Perawat, Polisi Periksa 11 Saksi! 

Detik-Detik Sebelum Kapal Karam

Menurut beberapa saksi, angin mulai terasa nggak bersahabat sejak siang hari. Langit mendung, gelombang tinggi, dan kapal mulai oleng.

Beberapa penumpang udah merasa was-was, tapi tetap bertahan karena berpikir semuanya akan baik-baik saja.

Sampai akhirnya suara mesin kapal terdengar aneh, lalu gelombang besar datang menyapu. Teriakan, tangisan, dan upaya menyelamatkan diri jadi satu.

Kejadian itu berlangsung cepat. Dalam hitungan menit, kapal pun karam. Beberapa orang berhasil selamat dibantu oleh nelayan setempat. Tapi sayangnya, 8 nyawa tak bisa kembali.

Baca Juga: AS-China Sepakat Turunkan Tarif Dagang, Kewarasan Telah Kembali

Korban Bertambah, Luka Mendalam

Silvia Alvionita jadi korban ke-8. Ia sempat dirawat intensif selama 24 jam, tapi luka dan trauma yang terlalu berat membuat tubuhnya menyerah.

Kepergian Silvia nggak cuma jadi kehilangan bagi keluarga dan sahabat, tapi juga tenaga kesehatan yang selama ini membantu banyak orang.

Duka ini terasa banget. Sosial media penuh dengan ucapan belasungkawa. Banyak yang masih nggak percaya, apalagi karena mayoritas korban adalah wisatawan muda yang niatnya cuma liburan bareng teman.

Kenapa Ini Bisa Terjadi?

Cuaca buruk jadi faktor utama. Tapi, banyak yang bertanya-tanya soal keamanan kapal wisata yang dipakai.

Apakah jumlah penumpangnya sesuai kapasitas? Apakah alat keselamatan seperti pelampung cukup untuk semua orang? Investigasi sedang dilakukan.

Akan tetapi pertanyaan-pertanyaan itu udah bikin masyarakat khawatir dan bertanya-tanya tentang standar keselamatan wisata laut di Indonesia.

Bukan cuma soal kapal dan cuaca doang, tapi juga soal pentingnya edukasi keselamatan wisata air.

Banyak dari kita yang masih belum tahu apa yang harus dilakukan kalau keadaan darurat datang. Padahal, detik-detik panik itu bisa jadi penentu hidup dan mati.

Setelah kejadian ini, semoga ada perbaikan serius, baik dari pihak pengelola wisata maupun pemerintah daerah. Wisata harusnya menyenangkan, bukan malah membawa duka.

Buat para korban semoga tenang di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi kekuatan dan ketabahan. Buat kita semua, semoga tragedi ini bisa jadi pengingat bahwa keselamatan harus selalu jadi prioritas, apapun itu.


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Instagram/@dolordarjo