Jumat, 17 JANUARI 2025 • 16:26 WIB

Harga Cabai Tinggi, Penjual Mie Ayam Cari Putar Otak Jaga Cita Rasa Pedas

Author

Penjual Mie Ayam Pelaku UMKM Saat berjualan di tengah Harga Cabai Naik.

INDOZONE.ID - Harga cabai rawit di Jember, Jwa Timur, mengalami kenaikan berkisar antara Rp65.000-105.000 per kilogram (kg).

Pantauan di sejumlah pasar wilayah Jember, kenaikan harga cabai rawit itu diduga akibat petani gagal panen.

Akibatnya, sejumlah pelaku UMKM mengaku terdampak. Salah satunya pedagang mie ayam.

Saat dikonfirmasi, dengan kenaikan harga cabai rawit itu, penjual mie ayam sampai harus putar otak demi menjaga cita rasa pedas.

"Harga cabai rawit itu, atau cabai sret. Seminggu belakangan naik. Awal itu Rp65 ribu, terus tiga hari lalu Rp105 ribu per kilonya. Kenaikan itu karena stok terbatas, karena petani cabai itu gagal panen. Gara-gara hujan deras itu," ujar salah seorang pedagang sayur di Pasar Tanjung Jember Katiyem saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (17/1/2025).

"Selain itu saat proses kirim dari supplier juga kena hujan, jadi banyak yang busuk lomboknya (cabai)," sambungnya.

Baca Juga: Korban Suami Kejadian Pasutri di Jember yang Hanyut di Sungai Ditemukan Kondisi Membengkak

Dengan kenaikan harga itu, kata Katiyem, banyak konsumen yang mengeluh. 

"Bahkan untuk beli lombok, sekarang tidak sampai sekilo. Bahkan hanya beberapa ons saja. Pokok ada rasa pedas," katanya.

Sementara itu, menurut pelaku UMKM, Ahmad Yusuf Ruliansyah kondisi kenaikan harga cabai itu, membuatnya harus putar otak.

Baca Juga: Jalan Rusak Parah di Selatan Jember Akhirnya Diperbaiki, Warga Sambut Positif

Owner Mie Jebew 'Pak Dayat' itu, bahkan harus mencari supplier sendiri dari luar kota untuk memenuhi kebutuhan stok cabai per hari sampai 5 Kg.

"Sejak setelah tahun baru itu sudah bertahap untuk harganya (kenaikan cabai), yang dimana mulai dari 80 ribu rupiah, sampai sekarang itu sekitar 100 ribuan per kilonya," kata Yusuf saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.

Dia juga mengaku menaikkan sedikit harga per porsi olahan mie ayam dagangannya.

"Namun, di tempat kami tidak mengurangi untuk takaran dan lain-lain, tetap menjaga kualitas. Caranya, ya kita tetap produksi (jualan). Kalau selisih harga (ada kenaikan), ya enggak banyak sih. Namun ya terasa banget," ungkap penjual mie ayam di Komplek Perumahan ITB Jember itu.

 "Alternatifnya kita sudah ada saudara, yang menyuplai, untuk cabai. Untuk kebutuhan cabai sampai harus dikirim lewat paket dari Surabaya. Konsumen pun untuk membeli makanan, harus sampai membawa cabai sendiri dari rumah. jika ingin lebih pedas," imbuhnya.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung