INDOZONE.ID – Kerusakan parah pada jalan di wilayah selatan Jember, dari Kecamatan Puger hingga Rambipuji, akhirnya mulai diperbaiki.
Meski baru sebatas tambal sulam, langkah ini dianggap sebagai upaya positif untuk mengurangi potensi kecelakaan dan konflik sosial.
Kerusakan jalan tersebut sebelumnya dikaitkan dengan aktivitas truk bermuatan berat yang mengangkut semen dan bahan baku dari kawasan industri lokal.
PT Semen Imasco Asiatic menjadi salah satu pihak yang dituding sebagai penyebab utama kerusakan ini.
Saat ini, tim reaksi cepat (TRC) dari Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim telah bergerak melakukan tambal sulam di titik-titik jalan yang dianggap berbahaya.
"Hari ini, terlihat TRC melakukan penambalan jalan di Rambipuji, Balung, dan Puger. Ini langkah awal untuk mengurangi risiko kecelakaan," ujar Kholilur Rohman, seorang warga sekaligus Koordinator Lapangan Aliansi Pemerhati dan Pengguna Jalan (APPJ), Kamis (16/1/2025).
Perbaikan Total Menunggu Anggaran
Proses tambal sulam ini dilakukan sebagai langkah sementara sebelum perbaikan besar-besaran yang dijadwalkan oleh Pemprov Jatim.
Menurut Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Jatim, Joko Irianto, proyek perbaikan total akan memakan anggaran sekitar Rp52 miliar.
"Proses lelang sudah berjalan. Jika lancar, pemenang kontrak akan diumumkan pada 28 Februari. Perbaikan besar akan segera dimulai," kata Joko.
Ia juga menjelaskan, kondisi jalan di wilayah selatan Jember yang masih berstatus kelas 3 memang tidak memadai untuk menahan beban kendaraan berat.
Oleh karena itu, peningkatan kelas jalan menjadi kebutuhan mendesak.
"Kami juga sedang mengupayakan bantuan dari pemerintah pusat agar kekuatan jalan ini lebih sesuai dengan aktivitas industri," tambahnya.
Industri Harus Peka pada Lingkungan
Anggota Komisi D DPRD Jatim, M. Satib, menyoroti pentingnya kontribusi sosial dari industri di kawasan tersebut.
Menurutnya, keberadaan pabrik semen dan industri kapur lokal membawa dampak ekonomi yang luas, tetapi juga harus memperhatikan kondisi lingkungan dan masyarakat sekitar.
"Investasi tidak boleh hanya menguntungkan satu pihak. Masyarakat juga harus merasakan dampaknya secara langsung," ujar Satib.
Ia menegaskan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab sosial untuk membantu pemerintah menangani persoalan di sekitar kawasan industri.
"Jika industri mau kooperatif dan proaktif merespons masalah, polemik di masyarakat bisa diminimalkan," imbuhnya.
Harapan dari Warga
Meski daya tahan tambal sulam hanya sekitar enam bulan, langkah ini cukup memberikan harapan bagi warga.
Suhariyanto, pengamat jalan di Kecamatan Puger, menyebut bahwa tim TRC rutin berpatroli untuk memastikan jalan tetap layak dilewati hingga perbaikan total dimulai.
"Upaya tambal sulam ini menunjukkan itikad baik pemerintah. Kita berharap, ke depan, ada solusi yang lebih nyata agar konflik serupa tak terulang," tutupnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: