INDOZONE.ID - Permukiman warga di Kebon Pala, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, terendam banjir setinggi 2,5 meter pada Kamis pagi, setelah Kali Ciliwung meluap. Banjir tersebut menggenangi ratusan rumah warga dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Ketua RT 13 RW 04 Kampung Melayu, Sanusi, menyebutkan bahwa ketinggian air sudah mencapai 2,5 meter dan menggenangi sejumlah wilayah.
"Ratusan rumah warga terdampak banjir. Kami menduga penyebabnya adalah meluapnya Kali Ciliwung akibat curah hujan yang sangat tinggi di wilayah Jakarta dan kiriman air dari Bogor," ujarnya kepada ANTARA.
Menurut Sanusi, air mulai naik sejak sekitar pukul 21.00 WIB pada Rabu malam (27/11), dan ketinggiannya terus meningkat hingga pagi hari.
Baca Juga: Ratusan Warga Jember Terdampak Banjir, 2 Rumah Rusak Rawan Ambruk dan Dinding Jebol Akibat Longsor
"Selain kiriman air dari Bogor, hujan deras di Jakarta juga memperburuk kondisi, sehingga menyebabkan Kali Ciliwung meluap dan membanjiri permukiman warga," jelas Sanusi.
Tidak hanya warga RT 13, banjir juga merendam 10 RT lainnya yang berada di RW 04 Kampung Melayu. Sanusi bahkan memperkirakan bahwa ada lima RW di kelurahan tersebut yang terkena dampak banjir akibat luapan Kali Ciliwung.
"Diperkirakan lebih dari 300 rumah terendam banjir," tambahnya.
Meskipun beberapa warga berencana untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, banyak yang masih menunggu tim SAR untuk membantu evakuasi.
"Ada beberapa warga yang sudah berencana mengungsi, namun mereka masih menunggu bantuan dari tim SAR. Sebagian besar warga memilih untuk tetap bertahan di rumah mereka," kata Sanusi.
Baca Juga: Banjir yang Melanda Spanyol Tewaskan Lebih dari 200 Orang
Hingga saat ini, bantuan dari pemerintah setempat belum terlihat untuk membantu warga yang terdampak banjir tersebut.
"Kami harap segera ada bantuan dari pemerintah untuk membantu mengatasi situasi ini," ujar Sanusi.
Sementara itu, seorang warga lainnya, Joni, mengungkapkan bahwa air mulai masuk ke permukiman sekitar pukul 21.00 WIB dengan cepat, dan dalam beberapa jam ketinggiannya terus naik.
"Tadi malam air terus naik dan sudah mencapai lebih dari 2 meter," kata Joni.
Meskipun sudah memasuki status siaga I, warga di daerah tersebut masih enggan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
"Warga sudah terbiasa dengan banjir, jadi mereka lebih memilih untuk tetap siaga di rumah masing-masing," kata Joni.
Namun, untuk menghindari kerusakan pada kendaraan, beberapa warga memindahkan sepeda motor mereka ke dataran yang lebih tinggi.
Baca Juga: Banjir yang Dipicu Badai Boris Ancam Eropa Tengah, 15 Orang Tewas
Hingga saat ini, proses penanganan banjir dan evakuasi warga masih berlangsung, namun kebutuhan akan bantuan cepat dan efektif semakin mendesak mengingat kondisi yang terus memburuk.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: ANTARA