KLH Ultimatum Pemkot Yogya Selesaikan Sampah di Depo Sampai Akhir Tahun, Ini yang dilakukan DLH
INDOZONE.ID - Menindaklanjuti pernyataan Kementerian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol yang melakukan kunjungan beberapa waktu lalu. Saat itu, Hanif mendesak Pemkot Kota Yogyakarta untuk segera menuntaskan permasalahan sampah sampai akhir tahun ini.
"Ini mencemari lingkungan. Dengan kapasitas 300 ton per hari, sampah dari sini ke mana dibuangnya? Harus ada yang bertanggung jawab atas kondisi ini," ujar Hanif saat melakukan sidak di Depo Mandala Krida Kota Yogyakarta.
Menyikapi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko mengatakan optimis target yang diberikan itu bisa tercapai.
"Sebagaimana yang disampaikan kementerian kami diberi waktu sampai akhir tahun, sehingga apapun yang kami miliki akan dioptimalkan," kata Haryoko, Jumat (22/11/2024).
"Secara bertahap tumpukan sampah di depo bisa diangkut dan diboyong menuju deretan TPS, yang berlokasi di Nitikan, Karangmiri, hingga Kranon," tegas Haryoko.
Baca Juga: Tumpangi Sriwijaya Air, Rizky Wahyudi ASN KLH Hendak Pergi Tugas ke Kalbar
Dalam pengoptimalan itu, pihaknya mendahulukan pengolaan sampah di hulu, disusul tingkat hilir.
Diketahui, saat ini Kota Yogyakarta memproduksi sampah hingga 300 ton per hari. Sedangkan, sampah yang bisa terolah di tempat pengolahan sampah baru sekitar 200 ton
"100 ton ini nanti kita olah di posisi hulunya, dimana posisi sampah itu ditimbulkan terlebih dahulu oleh sumbernya, baik rumah tangga, perkantoran, restoran, hotel,” ujar Haryoko.
"Jadi ketika pengelolaan sampah di hulu sudah berjalan dengan baik, maka di tingkat hilir juga bisa berjalan optimal," sambung Haryoko.
Di hulu juga ada Gerakan Zero Sampah Anorganik melalui peran 689 bank sampah dan Gerakan Organikkan Jogja dengan metode biopori telah menyasar kurang lebih 20.000 KK.
Sementara di hilir, Pemkot Yogyakarta melakukan penyempurnaan manajemen depo, penggunaan teknologi dan menjalin kemitraan dengan pihak swasta.
"Nantinya secara komunal berdampak pada pengelolaan sampah di hilir," imbuhnya.
Mengingat keterbatasan lahan pengelolaan dan pembuangan sampah, pihaknya menekankan optimalkan tiga TPS yang dimiliki Kota Yogyakarta (Nitikan, Karangmiri, hingga Kranon). Ketiga TPS ini mengelola sampah menggunakan mesin reject descendedfuel (RDF).
"Kami juga akan memaksimalkan lahan pinjaman lahan TPA Piyungan seluas 2.600 meter, tapi bentuknya cekung, jadi hanya seribuan meter yang bisa dimanfaatkan. Disana menggunakan mesin gibrig,” jelas Haryoko.
Agar langkah-langkah mengentaskan sampah tersebut mendapatkan hasil yang lebih baik,
ia mengatakan untuk terus memaksimalkan edukasi ataupun sosialisasi agar yang 100 ton sampah lainnya diselesaikan sumber sampahnya sendiri.
Menurut Haryoko, penanganan sampah akan berjalan optimal ketika sampah bisa dikelola dengan baik secara individu.
"Jadi kami tidak bekerja sendiri, dukungan beserta kolaborasi masyarakat dalam mengentaskan masalah sampah yang tak kunjung usai ini sangat diperlukan," kata Haryoko.
Baca Juga: Heboh Mayat di Ringroad Jogja, Polisi Sebut Korban Tabrak Lari: Dua Pelaku Sudah diamankan
Selain itu, dirinya masih mengkaji retribusi berkeadilan berbasis berat sampah. Menurutnya, ini juga penting terhadap optimalisasi sampah di Kota Yogyakarta.
"Sudah dilakukan uji coba penimbangan di beberapa depo tanpa dipungut biaya, untuk mengetahui jumlah pembuang, sampah, dan cakupan layanan di tiap depo. Di mana penghitungannya sedang dalam proses pengkajian lebih lanjut,” terangnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung