Selasa, 12 NOVEMBER 2024 • 15:54 WIB

Aksi Premanisme di SMA Gloria 2 Surabaya Berakhir Damai, Aduan Oknum Wali Murid Tetap Berlanjut

Author

Aksi premanisme yang dilakukan oleh wali murid, Ivan Sugianto, terhadap salah satu siswa SMA Gloria 2 Surabaya berakhir damai

INDOZONE.ID - Kasus premanisme viral oleh seorang wali murid, Ivan Sugianto, kepada salah satu siswa SMA Gloria 2 di Surabaya berakhir damai.

Sosok Ivan Sugianto menjadi sorotan media usai memaksa seorang siswa untuk berlutut dan menggonggong dihadapannya.

Namun, selepas penganiayaan pada hari Senin (21/10/2024) lalu, kedua pihak sempat bertemu kemudian memutuskan untuk saling memaafkan dan berdamai.

Baca Juga: Bareskrim Blokir Aset Senilai Rp36,8 Miliar dari Jaringan Internasional Situs Judi Online

“Sebenarnya kejadian tersebut itu tidak apa adanya. Banyak cerita-cerita yang tidak sesuai. Saya dengan orang tua Ethan (korban) tidak ada apa-apa dan tidak ada kontak fisik,” tutur Ivan dalam video klarifikasi.

Terlihat sebuah foto yang diunggah di platform X menampilkan Ivan yang sedang menandatangani persetujuan di atas materai.

Menurut keluarga korban, kejadian penganiayaan merupakan sebuah kesalahpahaman. Permasalahannya pun sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

Tidak hanya kepada orang tua korban, pihak sekolah juga sudah membantu memediasi sehingga kedua belah pihak saling memaafkan.

Ivan melakukan aksi premanisme tersebut dikarenakan anak Ivan, yakni EMS, terlibat dalam saling ejek antara sekolahnya SMA Cita Hati Surabaya dengan SMA Gloria 2 saat pertandingan basket.

Karena tidak terima anaknya diperlakukan demikian, Ivan pun mendatangi sekolah tersebut dan memaksa EMS untuk berlutut dan menggonggong.

Ivan tidak datang sendiri, namun membawa beberapa orang bersamanya untuk mengintimidasi siswa beserta orang tuanya tersebut.

Baca Juga: Waspada Modus Pencurian Motor Berkedok Debt Collector, Pelaku Beraksi di Jalan Raya

Akan tetapi, Nouke, perwakilan kelompok tersebut menolak dugaan bahwa ia datang untuk mengintimidasi.

Nouke menegaskan bahwa kehadirannya bersama teman-temannya bertujuan untuk mencegah terjadinya perkelahian. Akan tetapi, mereka dicap sebagai preman di media sosial.

Nouke pun juga sudah meminta maaf kepada pihak sekolah atas kesalahpahaman yang timbul di SMA Gloria 2 Surabaya.

Namun, pengaduan terhadap Ivan masih berlanjut dan pihak sekolah sudah melapor persoalan tersebut ke pihak kepolisian.

Hal ini sesuai dengan pengaduan resmi yang diterima pada laporan kepolisian, di mana pihak sekolah mendapatkan konfrontasi serta makian dari Ivan.

Penulis: Gadis Kinamulan Esthiningtyas

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: X (Twitter), Amatan